Skip to content

From Books

Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Allah memerintahkan kamu agar menyembelih seekor sapi betina.” Mereka bertanya, “Apakah engkau akan menjadikan kami sebagai ejekan?” Dia (Musa) menjawab, “Aku berlindung kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang bodoh.”

Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang (sapi betina) itu.” Dia (Musa) menjawab, “Dia (Allah) berfirman, bahwa sapi betina itu tidak tua dan tidak muda, (tetapi) pertengahan antara itu. Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu.”

Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami apa warnanya.” Dia (Musa) menjawab, “Dia (Allah) berfirman, bahwa (sapi) itu adalah sapi betina yang kuning tua warnanya, yang menyenangkan orang-orang yang memandang(nya).”

Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang (sapi betina) itu. (Karena) sesungguhnya sapi itu belum jelas bagi kami, dan jika Allah menghendaki, niscaya kami mendapat petunjuk.”

Dia (Musa) menjawab, “Dia (Allah) berfirman, (sapi) itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak (pula) untuk mengairi tanaman, sehat, dan tanpa belang.” Mereka berkata, “Sekarang barulah engkau menerangkan (hal) yang sebenarnya.” Lalu mereka menyembelihnya, dan nyaris mereka tidak melaksanakan (perintah) itu.

Dan (ingatlah) ketika kamu membunuh seseorang, lalu kamu tuduh-menuduh tentang itu. Tetapi Allah menyingkapkan apa yang kamu sembunyikan.

Lalu Kami berfirman, “Pukullah (mayat) itu dengan bagian dari (sapi) itu!” Demikianlah Allah menghidupkan (orang) yang telah mati, dan Dia memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan-Nya) agar kamu mengerti.

 

Ada banyak kebingungan tentang apa yang terjadi pada Ismail. Taurat, yang ditulis 3500 tahun yang lalu oleh nabi Musa (A.S.), membantu memperjelas hal ini untuk kita. Allah telah berjanji kepada Ibrahim bahwa dia akan memberkatinya dan membuat keturunannya sebanyak pasir di tepi pantai (lihat di sini untuk janji itu). Ibrahim akhirnya dikaruniai dua anak laki-laki dari kedua istrinya, namun sebuah persaingan di antara mereka memaksa dia untuk mengirim Siti Hajar dan Ismail pergi. Persaingan ini terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama terjadi setelah kelahiran Ismail dan sebelum kelahiran Ishak. Tolong baca disini apa yang Taurat katakan tentang persaingan ini dan bagaimana Allah melindungi Siti Hajar, menampakkan diri kepadanya dan memberikan restu kepada Ismail (A.S.).

(Kejadian 16: 1-16)

1 Sarai, istri Abram, tidak juga melahirkan keturunan bagi Abram. Tetapi, ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, bernama Hajar. 2 Maka, kata Sarai kepada Abram, “Lihatlah, Allah telah menutup rahimku untuk melahirkan anak. Kawin sajalah dengan hambaku, siapa tahu aku dapat memperoleh anak melalui dia.”

Abram mendengarkan perkataan Sarai. 3 Lalu, Sarai istri Abram membawa Hajar, hambanya yang orang Mesir itu, dan memberikannya kepada Abram suaminya untuk menjadi istrinya. Pada waktu itu sudah sepuluh tahun lamanya Abram tinggal di Tanah Kanaan. 4 Abram pun bercampur dengan Hajar, lalu mengandunglah perempuan itu.

Ketika Hajar tahu bahwa ia mengandung, ia memandang rendah nyonyanya. 5 Lalu, Sarai berkata kepada Abram, “Penghinaan yang kudapat ini adalah tanggung jawabmu! Aku memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi ketika ia tahu bahwa ia mengandung, aku dipandangnya rendah. Semoga Allah menjadi Hakim antara aku dengan engkau.”

6 Kata Abram kepada Sarai, “Sesungguhnya, hambamu itu ada dalam wewenangmu. Perlakukanlah dia menurut apa yang kaupandang baik.” Maka, Sarai menindas Hajar sehingga ia melarikan diri darinya.

7 Kemudian, Malaikat Allah menjumpainya dekat sebuah mata air di padang belantara, yaitu dekat mata air di jalan yang menuju ke Syur. 8 Sabdanya, “Hai Hajar, hamba Sarai, dari manakah engkau dan hendak ke mana?”
Jawab perempuan itu, “Aku melarikan diri dari Sarai, nyonyaku.”

9 Sabda Malaikat Allah kepadanya, “Kembalilah kepada nyonyamu dan tunduklah di bawah wewenangnya.” 10 Sabda Malaikat Allah pula kepadanya, “Aku akan membuat keturunanmu menjadi sangat banyak, hingga tak terhitung banyaknya.”

11 Selanjutnya, Malaikat Allah bersabda kepadanya,
“Engkau sedang mengandung
dan engkau akan melahirkan seorang anak laki-laki.
Namailah dia Ismail
karena Allah telah mendengar jeritan kesusahanmu.
12 Ia akan menjadi orang yang hidupnya seperti keledai liar.
Tangannya akan melawan setiap orang, dan tangan setiap orang akan melawan dia.
Ia akan tinggal di hadapan semua saudaranya.”

13 Lalu, Hajar menyebut nama Allah yang berfirman kepadanya itu “Engkaulah Allah Yang Memperhatikan,” karena katanya, “Sungguhkah di sini kulihat Dia yang memperhatikan aku?” 14 Itulah sebabnya, sumur itu, yang letaknya di antara Kades dan Bered, disebut Sumur Lahai Roi.

15 Kemudian, Hajar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram, dan Abram menamai anaknya yang dilahirkan Hajar itu Ismail. 16 Abram berumur delapan puluh enam tahun pada waktu Hajar melahirkan Ismail baginya.

Kita lihat bahwa Siti Hajar adalah seorang nabi sejak dia berbicara dengan TUHAN. Dan Dialah yang memberitahunya bahwa nama anaknya adalah Ismail. Dan Dia memberinya janji bahwa Ismail akan menjadi ‘terlalu banyak untuk diperhitungkan’. Jadi dengan pertemuan dan janji tersebut dia kembali ke gubuknya dan persaingan berhenti sebentar.

Persaingan Bertambah

Tapi saat Ishak lahir di Sarai 14 tahun kemudian persaingan dimulai lagi. Kita baca di Taurat bagaimana ini terjadi.

(Kejadian 21: 8-21)

8 Anak itu tumbuh makin besar, lalu disapih. Ibrahim mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu. 9 Pada suatu waktu, Sarah melihat anak yang dilahirkan bagi Ibrahim oleh Hajar, perempuan Mesir itu, sedang bermain-main dengan Ishak. 10 *Sebab itu, berkatalah Sarah kepada Ibrahim, “Usirlah hamba perempuan itu bersama anaknya karena anak hamba perempuan ini tidak boleh menjadi ahli waris bersama anakku, Ishak.”

11 Hal itu sangat mengesalkan hati Ibrahim karena Ismail juga anaknya. 12 Tetapi, Allah berfirman kepada Ibrahim, “Janganlah kesal hatimu karena anak itu serta hambamu. Semua yang dikatakan Sarah kepadamu haruslah kaudengar karena yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut sebagai keturunanmu. 13 Namun, anak dari hamba perempuan itu pun akan Kujadikan suatu bangsa karena ia juga keturunanmu.”

14 Keesokan harinya Ibrahim bangun pagi-pagi. Diambilnya roti serta sebuah kantong kulit berisi air, lalu diserahkannya kepada Hajar dengan menaruhnya pada bahunya. Diserahkannya pula anaknya, lalu disuruhnya perempuan itu pergi. Maka, berjalanlah Hajar, mengembara di Padang Belantara Bersyeba.

15 Ketika air dalam kantong kulit itu habis, direbahkannyalah anaknya di bawah suatu pohon semak. 16 Kemudian, ia pergi dan duduk agak jauh berseberangan dengan anak itu, kira-kira sejauh panah ditembakkan, karena katanya, “Jangan biarkan aku melihat anak itu mati.” Sambil duduk berseberangan dengan anak itu, menangislah ia dengan suara nyaring.

17 Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah memanggil Hajar dari langit. Sabda-Nya kepadanya, “Ada apa dengan kamu, Hajar? Jangan takut karena Allah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring. 18 Bangkitlah, angkatlah anak itu, dan tuntunlah dia karena Aku akan membuat dia menjadi suatu bangsa yang besar.”

19 Kemudian, Allah membuka mata Hajar sehingga ia melihat sebuah sumur. Maka, pergilah ia mengisi kantong kulitnya dengan air, lalu memberi anak itu minum.

20 Allah menyertai anak itu, dan ia bertambah besar. Ia tinggal di padang belantara, lalu menjadi seorang pemanah. 21 Sementara ia tinggal di Padang Belantara Paran, ibunya mengambil baginya seorang istri dari Tanah Mesir.

Kita lihat di sini bahwa Siti Sarah (namanya telah diubah dari Sarai) tidak dapat tinggal di rumah yang sama dengan Siti Hajar dan meminta agar dia dikirim pergi. Meskipun Ibrahim (AS) sangat enggan untuk melakukan ini, Allah berjanji akan memberkati Siti Hajar dan Ismail (AS). Dan memang Dia berbicara kepadanya lagi, membuka matanya untuk melihat air di padang pasir dan berjanji bahwa Ismail akan menjadi ‘bangsa besar’. Dan Taurat terus menunjukkan bagaimana bangsa ini memulai perkembangannya. Kita baca tentang Ismail (Ismail) pada saat kematian Ibrahim (AS).

(Kejadian 25: 8-18)

8 Setelah itu, ia mengembuskan napasnya yang terakhir dan wafat ketika sudah sangat tua dan lanjut umur. Lalu, ia dikumpulkan bersama kaum leluhurnya. 9 Anak-anaknya, yaitu Ishak dan Ismail, memakamkannya dalam Gua Makhpela di ladang Efron bin Zohar, orang Het, yang terletak di sebelah timur Mamre. 10 Ladang itu dibeli Ibrahim dulu dari bani Het. Di sanalah Ibrahim dimakamkan bersama Sarah, istrinya. 11 Setelah Ibrahim wafat, Allah memberkahi Ishak, anaknya. Ishak tinggal dekat sumur Lahai-Roi.

12 Inilah keturunan Ismail, anak Ibrahim yang dilahirkan baginya oleh Hajar, seorang perempuan Mesir yang menjadi hamba Sarah.

13 Inilah nama anak-anak Ismail menurut urutan kelahirannya: Nebayot, anak sulung Ismail, lalu Kedar, Adbeel, Mibsam, 14 Misma, Duma, Masa, 15 Hadad, Tema, Yetur, Nafis, dan Kedma. 16 Itulah anak-anak Ismail dan itulah nama-nama mereka menurut kampung serta perkemahan mereka, dua belas pemimpin suku, masing-masing dengan sukunya. 17 Ismail mencapai umur seratus tiga puluh tujuh tahun. Setelah itu, ia mengembuskan napasnya yang terakhir dan wafat, lalu dikumpulkan bersama kaum leluhurnya. 18 Bani Ismail mendiami daerah dari Hawila sampai ke Syur yang terletak di sebelah timur Mesir ke arah Asyur. Mereka menetap di hadapan semua saudaranya.

Kita lihat bahwa Ismail hidup dalam waktu yang sangat lama dan anak-anaknya menjadi 12 penguasa suku. Allah telah memberkati dia seperti yang Dia janjikan. Orang-orang Arab sampai sekarang dapat dilacak keturunan mereka dari Ibrahim melalui Ismail.

Quran

As-Saffat 37: 83-84, 99-101

Taurat

Kejadian 15:1-6

83. Dan sungguh, Ibrahim termasuk golongannya (Nuh).

84. (Ingatlah) ketika dia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci,

99. Dan dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya aku harus pergi (menghadap) kepada Tuhanku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.

100. Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shalih.”

101. Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar

 

15:1 Sesudah berbagai peristiwa itu, turunlah firman Allah kepada Abram dalam suatu penglihatan demikian,
“Jangan takut, Abram, Akulah perisaimu.
Pahalamu akan sangat besar.”
15:2 Jawab Abram, “Ya Allah, ya Rabbi, apakah yang hendak Engkau karuniakan kepadaku? Sampai sekarang aku tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu.”
15:3 Kata Abram pula, “Sesungguhnya, Tuhan belum mengaruniakan kepadaku keturunan sehingga hamba yang lahir di rumahkulah yang akan menjadi ahli warisku.”
15:4 Tetapi, turunlah firman Allah kepadanya demikian, “Bukan orang itu yang akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu.”
15:5 Kemudian, Ia membawa Abram keluar dan berfirman, “Menengadahlah ke langit dan hitunglah bintang-bintang jika engkau dapat menghitungnya.” Firman-Nya kepadanya, “Demikianlah banyaknya keturunanmu kelak.”
15:6 Lalu, Abram menaruh iman kepada Allah, dan hal itu diperhitungkan baginya sebagai kebenaran.

 

Quran

Taurat

Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri”.

(Surat 3:84 – Al-Imran)

ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.

(Surat 4:54 An-Nisa)

 

 

Kejadian 12:1-7

12:1 Allah berfirman kepada Abram, “Pergilah dari negerimu, dari sanak saudaramu, dan dari rumah ayahmu ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.
12:2 Aku akan membuat engkau menjadi suatu bangsa yang besar.
Aku akan memberkahi engkau dan membuat namamu besar. Engkau akan menjadi berkah!
12:3 Aku akan memberkahi orang-orang yang memohonkan berkah bagimu,
dan Aku akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau.
Melalui engkau, semua suku bangsa di bumi
akan memperoleh berkah.”
12:4 Maka, Abram pun pergi, seperti yang difirmankan Allah kepadanya. Lut ikut pergi bersamanya. Abram berumur tujuh puluh lima tahun pada waktu ia keluar dari Haran.
12:5 Dibawanya Sarai istrinya dan Lut anak saudaranya, juga segala harta benda serta orang-orang yang mereka peroleh di Haran pergi menuju Tanah Kanaan. Kemudian, sampailah mereka di Tanah Kanaan itu.
12:6 Abram berjalan menjelajahi negeri itu sampai ke suatu tempat di Sikhem, tepatnya di pohon besar More. Pada waktu itu orang Kanaan tinggal di negeri itu.
12:7 *Kemudian, Allah menampakkan diri kepada Abram dan berfirman, “Kepada keturunanmu Aku akan mengaruniakan negeri ini.” Maka, Abram membangun di sana sebuah mazbah atau tempat pembakaran kurban bagi Allah, yang telah menampakkan diri kepadanya.

 

18:22 Maka, beranjaklah orang-orang itu dari sana dan berjalan menuju Sodom, tetapi Ibrahim masih tetap berdiri di hadirat Allah.
18:23 Lalu, Ibrahim datang mendekat dan berkata, “Masakan Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?
18:24 Kalau ada lima puluh orang benar dalam kota itu, masakan Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidak mengampuninya karena lima puluh orang benar yang ada di dalamnya?
18:25 Pantang bagi Tuhan melakukan hal itu, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik sehingga orang benar itu disamakan dengan orang fasik. Pantang bagi Tuhan! Bukankah Hakim semesta bumi akan berlaku adil?”
18:26 Firman Allah, “Jika Kudapati lima puluh orang benar di Kota Sodom, maka Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka.”
18:27 Kata Ibrahim pula, “Sesungguhnya, aku memberanikan diri berbicara kepada Tuhan sekalipun aku hanyalah debu dan abu.
18:28 Kalau kurang lima saja dari lima puluh orang benar itu, masakan Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu hanya karena lima orang itu?”
Firman-Nya, “Jika Kudapati di sana empat puluh lima orang, Aku tidak akan memusnahkannya.”
18:29 Ibrahim berkata lagi kepada-Nya, “Kalau didapati empat puluh orang di sana?”
Firman-Nya, “Karena empat puluh orang itu Aku tidak akan melakukannya.”
18:30 Kata Ibrahim, “Janganlah kiranya Tuhan murka jika aku berbicara lagi. Kalau didapati di sana tiga puluh orang?”
Firman-Nya, “Jika Kudapati di sana tiga puluh orang, Aku tidak akan melakukan hal itu.”
18:31 Kata Ibrahim, “Sesungguhnya, aku memberanikan diri berbicara kepada Tuhan. Kalau didapati di sana dua puluh orang?”
Firman-Nya, “Karena kedua puluh orang itu Aku tidak akan memusnahkannya.”
18:32 Kata Ibrahim, “Janganlah kiranya Tuhan murka jika aku berbicara sekali ini saja lagi. Kalau didapati di sana sepuluh orang?”
Firman-Nya, “Karena kesepuluh orang itu Aku tidak akan memusnahkannya.”
18:33 Setelah selesai berfirman kepada Ibrahim, Allah meninggalkan tempat itu, lalu Ibrahim pun kembali ke tempat tinggalnya.

Tanda Luth – Quran

Tanda Luth – Taurat

Surat 7:80-83

Kejadian 19

Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?”

Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.

Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri”.

Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).

Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.

Surat 11: 77-83

Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata: “Ini adalah hari yang amat sulit”.

Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata: “Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?”

Mereka menjawab: “Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki”.

Luth berkata: “Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)”.

Para utusan (malaikat) berkata: “Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?”.

Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,

Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.

 

 

19:1 Kedua malaikat itu sampai di Sodom pada petang hari. Pada waktu itu Lut sedang duduk di pintu gerbang Sodom. Ketika Lut melihat mereka, bangkitlah ia menyongsong mereka, lalu sujud.

19:4 Akan tetapi, sebelum mereka tidur para lelaki dari seluruh penjuru Kota Sodom, dari yang muda sampai yang tua, datang mengepung rumah itu.

19:5 Mereka memanggil Lut dan berkata kepadanya, “Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami supaya kami gauli mereka.”

19:10 Tetapi, kedua orang itu mengulurkan tangannya, menarik Lut masuk ke dalam rumah, lalu menutup pintu.

19:12 Kata kedua orang itu kepada Lut, “Siapa lagi keluargamu di sini? Bawalah keluar dari tempat ini menantu, anak-anakmu, baik laki-laki maupun perempuan, atau siapa saja keluargamu di kota ini

19:13 karena kami akan memusnahkan tempat ini. Sesungguhnya, begitu hebat jeritan tentang kota ini di hadirat Allah sehingga Allah mengutus kami untuk memusnahkannya.”

19:14 Maka, keluarlah Lut, lalu berbicara dengan kedua calon menantunya yang akan memperistri anak-anak gadisnya. Katanya, “Bersiaplah, keluarlah dari tempat ini karena Allah akan memusnahkan kota ini!” Tetapi, Lut dianggap seperti sedang melucu saja oleh kedua calon menantunya.

19:15 Begitu fajar terbit, kedua malaikat itu mendesak Lut, kata mereka, “Cepat! Bawalah istrimu dan kedua anak perempuanmu yang ada di sini supaya engkau tidak ikut dilenyapkan karena kedurjanaan kota ini.”

19:16 *Tetapi, ia berlambat-lambat. Kemudian, kedua orang itu memegang tangannya, tangan istrinya, dan tangan kedua anak perempuannya karena Allah berbelaskasihan kepada mereka. Mereka dibawa ke luar dan dilepaskan di luar kota.

19:17 Setelah kedua orang itu membawa mereka ke luar, berkatalah salah satu di antara mereka, “Larilah, selamatkanlah nyawamu! Jangan menoleh ke belakang dan jangan berhenti di mana pun di lembah ini. Larilah ke pegunungan supaya engkau tidak dilenyapkan.”

19:23 Matahari sudah terbit di atas bumi ketika Lut sampai di Zoar.

19:24 *Lalu, Allah menghujani Sodom dan Gomora dengan belerang dan api—dari Allah, dari langit.

19:25 Ia menunggangbalikkan kota-kota itu, bahkan seluruh lembah, seluruh penduduk, serta tumbuh-tumbuhan di tanah.

19:26 *Tetapi, istri Lut menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.

 Quran

Taurat

HUD (11: 25-48)

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata): “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu,

agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan”.

Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: “Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta”.

Berkata Nuh: “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku ada mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apa akan kami paksakankah kamu menerimanya, padahal kamu tiada menyukainya?”

Dan (dia berkata): “Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui”.

Dan (dia berkata): “Hai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?

Dan aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa): “Aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib”, dan tidak (pula) aku mengatakan: “Bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat”, dan tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu: “Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka”. Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka; sesungguhnya aku, kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang zalim.

Mereka berkata “Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar”.

Nuh menjawab: “Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri.

Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”.

Malahan kaum Nuh itu berkata: “Dia cuma membuat-buat nasihatnya saja”. Katakanlah: “Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku, dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat”.

Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan.

Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.

Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: “Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami).

Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal”.

Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: “Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman”. Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.

Dan Nuh berkata: “Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya”. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir”.

Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.

Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang zalim”.

Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya”.

Allah berfirman: “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan”.

Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi”.

Difirmankan: “Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami”.

Al-A’raf (7:59-64)

Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya”. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).

Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: “Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata”.

Nuh menjawab: “Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam”.

“Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu. dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui”.

Dan apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu dan mudah-mudahan kamu bertakwa dan supaya kamu mendapat rahmat?

Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).

Kejadian 6:11-8:21

6:11  Sementara itu, bumi sudah bobrok di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.
6:12 Allah mengamati bumi, dan sungguh, betapa bobroknya! Semua manusia hidup dalam kebobrokan di bumi.
6:13 Maka, berfirmanlah Allah kepada Nuh, “Aku telah menetapkan untuk menyudahi hidup semua manusia sebab bumi ini penuh dengan kekerasan karena mereka. Sesungguhnya, Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.
6:14 Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir. Dalam bahtera itu buatlah kamar-kamar dan lapisilah dengan ter, baik dari dalam maupun dari luar.
6:15 Beginilah harus kaubuat bahtera itu: 300 hasta panjangnya, 50 hasta lebarnya, dan 30 hasta tingginya.
6:16 Buatlah lubang cahaya pada bahtera itu dengan menyelesaikan bahtera sampai sehasta dari atas. Pasanglah pintu bahtera itu pada lambungnya. Buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah, dan atas.
6:17 Ketahuilah, Aku akan mendatangkan air bah ke atas bumi untuk memusnahkan semua makhluk yang bernyawa di bawah langit. Semua yang ada di bumi akan mati.
6:18 Akan tetapi, dengan engkau Aku akan menetapkan perjanjian-Ku. Engkau beserta anak-anakmu, istrimu, dan istri anak-anakmu akan masuk ke dalam bahtera itu.
6:19 Dari segala yang hidup, yaitu segala makhluk, haruslah kaubawa masuk ke dalam bahtera satu pasang, yaitu jantan dan betina, supaya mereka dapat tetap hidup bersama-sama dengan engkau. 6:20 Satu pasang dari berbagai jenis burung, berbagai jenis hewan, dan segala jenis binatang melata di bumi akan datang kepadamu supaya mereka dapat tetap hidup.
6:21 Engkau pun harus mengumpulkan segala bahan yang dapat dimakan dan menyimpannya. Itulah yang akan menjadi makanan bagimu dan bagi mereka.”
6:22 Nuh melaksanakan semua itu. Sesuai dengan semua yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.

7:1 Allah berfirman kepada Nuh, “Masuklah engkau dan seluruh keluargamu ke dalam bahtera karena engkaulah yang Kulihat benar di antara orang-orang zaman ini.
7:2 Dari semua binatang yang halal ambillah tujuh pasang, jantan dan betina, sedangkan dari binatang yang tidak halal satu pasang, jantan dan betina.
7:3 Juga dari burung-burung yang di udara ambillah tujuh pasang, jantan dan betina, supaya keturunan mereka dapat tetap hidup di seluruh muka bumi.
7:4 Karena tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi ini empat puluh hari empat puluh malam lamanya, dan segala makhluk yang telah Kujadikan itu akan Kuhapuskan dari muka bumi.”
7:5 Lalu, Nuh melaksanakan semua yang diperintahkan Allah kepadanya.
7:6 Nuh berumur enam ratus tahun pada waktu air bah datang melanda bumi,
7:7 *dan untuk menyelamatkan diri dari air bah, masuklah Nuh bersama anak-anaknya, istrinya, serta istri anak-anaknya ke dalam bahtera itu. 7:8 Dari binatang-binatang yang halal dan yang tidak halal, burung-burung, serta segala yang merayap di bumi,
7:9 datanglah sepasang-sepasang kepada Nuh di dalam bahtera, jantan dan betina, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh.
7:10 Setelah tujuh hari, datanglah air bah melanda bumi.
7:11 *Pada tahun keenam ratus kehidupan Nuh, di hari ketujuh belas, bulan kedua, terpancarlah semua mata air samudera raya, dan pintu-pintu air di langit pun terbuka.
7:12 Hujan turun ke atas bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya.
7:13 Pada hari itu juga Nuh beserta anak-anaknya, yaitu Sem, Ham, dan Yafet, juga istrinya dan ketiga istri anak-anaknya, masuk ke dalam bahtera. 7:14 Mereka diiringi oleh segala jenis binatang liar, segala jenis ternak, segala jenis binatang melata yang merayap di bumi, dan segala jenis burung, yaitu segala unggas yang bersayap.
7:15 Semuanya datang kepada Nuh dan masuk ke dalam bahtera, sepasang-sepasang dari segala makhluk hidup yang bernyawa.
7:16 Semua yang datang dan masuk adalah yang jantan dan betina dari segala makhluk, seperti diperintahkan Allah kepada Nuh. Kemudian, Allah menutup pintu bahtera itu setelah Nuh masuk.
7:17 Empat puluh hari lamanya air bah melanda bumi. Air itu terus bertambah-tambah hingga mengangkat bahtera itu tinggi mengambang di atas bumi.
7:18 Air semakin tinggi dan bertambah banyak di atas bumi, dan bahtera itu pun terapung-apung di permukaan air.
7:19 Karena air bertambah dengan sangat dahsyatnya di atas bumi, semua gunung tinggi yang ada di seluruh kolong langit pun tertutup. 7:20 Air itu terus bertambah tinggi hingga gunung-gunung pun tertutupi lima belas hasta di atasnya.
7:21 Maka, musnahlah semua makhluk yang bergerak di bumi—burung-burung, ternak, binatang liar, segala kerumunan binatang kecil di bumi, serta semua manusia.
7:22 Semua yang ada di darat, yaitu semua yang mempunyai napas kehidupan dalam hidungnya, mati.
7:23 Demikianlah dihapuskan segala makhluk hidup yang ada di muka bumi, baik manusia, hewan, binatang melata, maupun burung-burung di udara; semuanya dihapuskan dari atas bumi. Hanya Nuh yang tinggal hidup dengan semua yang ada bersamanya dalam bahtera itu.
7:24 Air itu pun merajalela di atas bumi seratus lima puluh hari lamanya.
8:1 Allah memperhatikan Nuh serta segala binatang liar dan segala ternak yang ada bersamanya dalam bahtera itu. Lalu, Allah membuat angin bertiup melintasi bumi sehingga air mulai surut.
8:2 Mata-mata air samudera dan pintu-pintu air di langit tertutup, dan hujan yang turun dari langit pun terhenti.
8:3 Air berangsur-angsur surut dari atas bumi, dan setelah seratus lima puluh hari air itu pun berkurang.
8:4 Pada hari ketujuh belas di bulan ketujuh terkandaslah bahtera itu di Pegunungan Ararat. 8:5 Sementara itu, sampai bulan kesepuluh air terus berkurang, lalu pada hari pertama di bulan kesepuluh itu kelihatanlah puncak-puncak gunung.
8:6 Empat puluh hari kemudian, Nuh membuka jendela bahtera yang dibuatnya,
8:7 lalu dilepasnya seekor burung gagak. Burung itu datang dan pergi hingga air mengering dari atas bumi.
8:8 Kemudian, dilepasnya seekor burung merpati untuk melihat kalau-kalau air sudah surut dari atas muka bumi.
8:9 Akan tetapi, burung merpati itu tidak mendapati tempat untuk hinggap karena air masih meliputi seluruh permukaan bumi. Maka, kembalilah ia ke bahtera mendapatkan Nuh. Nuh pun mengulurkan tangannya, mengambil burung itu, dan membawanya masuk ke dalam bahtera. 8:10 Ia menunggu tujuh hari lagi, lalu dilepasnya lagi burung merpati itu dari bahtera.
8:11 Saat burung merpati itu pulang mendapatkan Nuh pada petang harinya, tampak sehelai daun zaitun yang baru dipetik ada di paruhnya. Maka, tahulah Nuh bahwa air telah surut dari bumi.
8:12 Ia menunggu tujuh hari lagi, lalu dilepasnya lagi burung merpati itu, dan kali ini burung itu tidak kembali lagi kepadanya.
8:13 Pada tahun keenam ratus satu, di hari pertama dalam bulan pertama, air sudah surut dari atas bumi. Ketika Nuh membuka atap bahtera itu dan mengamati, tampak permukaan tanah sudah kering.
8:14 Kemudian, pada hari kedua puluh tujuh di bulan kedua, bumi telah benar-benar kering.
8:15 Berfirmanlah Allah kepada Nuh,
8:16 “Keluarlah dari bahtera itu, engkau beserta istrimu, anak-anakmu, dan istri anak-anakmu.
8:17 Bawalah keluar segala makhluk bernyawa yang ada bersamamu, yaitu burung-burung, hewan, dan segala binatang melata yang merayap di bumi. Biarkan mereka memenuhi bumi, berkembang biak, dan bertambah banyak di atas bumi.”
8:18 Maka, keluarlah Nuh beserta anak-anaknya, istrinya, dan istri anak-anaknya.
8:19 Segala binatang liar, segala binatang melata, segala burung, yaitu semua yang bergerak di bumi, keluar pula dari bahtera itu menurut jenisnya.
8:20 Kemudian, Nuh membangun sebuah mazbah, yaitu tempat pembakaran kurban, bagi Allah. Diambilnya beberapa ekor dari setiap binatang yang halal dan dari setiap burung yang halal, lalu dipersembahkannya kurban bakaran di atas mazbah itu.
8:21 Allah menerima persembahan yang harum aromanya itu. Kemudian, berfirmanlah Allah dalam hati-Nya, “Aku tidak akan lagi mengutuk bumi ini karena manusia sekalipun niat hati manusia itu jahat sejak kecilnya. Aku tidak akan lagi membinasakan segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.

Quran dan Taurat

Al-Ma’idah (5: 27-31)

Kejadian 4: 1-12

 

Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”.

“Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam”.

“Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim”.

Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.

Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.

 

4:1 Manusia itu menggauli Hawa, istrinya, lalu mengandunglah perempuan itu dan melahirkan Kabil. Katanya, “Aku telah memperoleh seorang anak laki-laki dengan pertolongan Allah.”

4:2 Sesudah itu, ia melahirkan pula Habil, adik Kabil. Habil menjadi seorang gembala dari kawanan kambing domba, dan Kabil menjadi seorang petani.

4:3 Beberapa waktu kemudian, Kabil membawa sebagian hasil tanahnya sebagai persembahan kepada Allah.

4:4 Habil pun membawa beberapa anak sulung dari kawanan kambing dombanya beserta lemak-lemaknya. Allah berkenan kepada Habil dan persembahannya,

4:5 tetapi kepada Kabil dan persembahannya Ia tidak berkenan. Lalu, Kabil menjadi sangat marah dan mukanya masam.

4:6 Berfirmanlah Allah kepada Kabil, “Mengapa engkau marah, dan mengapa mukamu masam?

4:7 Jika engkau berbuat baik, bukankah engkau akan diterima? Tetapi, jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintai di depan pintu. Ia menghasratkan engkau, tetapi engkau harus menguasainya.”

4:8 Namun, Kabil berkata kepada Habil, adiknya, “Mari kita pergi ke padang.” Pada saat keduanya ada di padang, tiba-tiba Kabil menyerang Habil, adiknya, lalu membunuhnya.

4:9 Maka, berfirmanlah Allah kepada Kabil, “Di manakah Habil, adikmu itu?”Jawabnya, “Aku tidak tahu! Apakah aku ini penjaga adikku?”

4:10 Firman-Nya, “Apa yang telah kaulakukan? Darah adikmu itu berseru kepada-Ku dari tanah!

4:11 Sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang telah membuka mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu.

4:12 Apabila engkau mengerjakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan lagi memberikan hasil sepenuhnya kepadamu. Engkau akan menjadi seorang pengembara dan pelarian di bumi.”

 

Tanda dari Nabi Adam – Al Qur’an

Tanda dari Nabi Adam– Taurat

 (Al A’raf) Surat 7:19-26

19. (dan Allah berfirman): “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua Termasuk orang-orang yang zalim.”

 

20. Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk Menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka Yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi Malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”.

21. dan Dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah Termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua”,

22. Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”

 

 

(At Taha) Surat 20: 121-123

121. Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia

122. Kemudian Tuhannya memilihnya. Maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.

123. Allah berfirman: “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu Barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.

Kejadian 2:15-17

15 Allah, Al-Khalik, mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam Taman Firdaus untuk mengerjakan serta memelihara taman itu. 16 Lalu, Allah, Al-Khalik, memberi perintah kepada manusia itu, firman-Nya, “Buah dari semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan dengan bebas,
17 tetapi buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu jangan kaumakan karena pada hari engkau memakannya, engkau pasti mati.”

Kejadian 3:1-23

1 Ular adalah binatang yang lebih cerdik daripada segala binatang liar yang dijadikan Allah, Al-Khalik. Suatu kali, berkatalah ular kepada perempuan itu, “Sungguhkah Allah berfirman, ‘Jangan kamu makan buah dari pohon apa pun dalam taman ini’?”

2 Kata perempuan itu kepada ular itu, “Buah dari pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3 tetapi tentang buah dari pohon yang di tengah-tengah taman ini, Allah berfirman, ‘Jangan kamu makan buah itu dan jangan kamu sentuh supaya jangan kamu mati.’”
4 Lalu, kata ular itu kepada perempuan itu, “Kamu sama sekali tidak akan mati.
5 Karena, Allah tahu bahwa pada hari kamu memakannya matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi seperti makhluk-makhluk ilahi, tahu tentang yang baik dan yang jahata.”
6 Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan tampaknya sedap. Lagi pula, pohon itu menarik hati karena mendatangkan kebijaksanaan. Maka, diambilnyalah buah itu, lalu dimakannya. Setelah itu, diberikannya pula kepada suaminya yang sedang bersamanya, dan suaminya pun memakannya.
7 Kemudian, terbukalah mata keduanya dan mereka tahu bahwa mereka telanjang. Mereka pun merangkai daun-daun pohon ara untuk dijadikan penutup aurat.
8 Ketika mereka mendengar suara Allah, Al-Khalik, yang berjalan di tamanb pada waktu hari sejuk, maka manusia dan istrinya itu menyembunyikan diri dari hadirat Allah, Al-Khalik, di antara pohon-pohonan dalam taman. 9 Tetapi, Allah, Al-Khalik, memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya, “Di manakah engkau?”c
10 Jawabnya, “Ketika aku mendengar suara-Mu di taman ini, aku menjadi takut karena aku telanjang. Sebab itu, aku bersembunyi.”
11 Firman-Nya, “Siapakah yang memberitahukan kepadamu bahwa engkau telanjang? Apakah engkau memakan buah dari pohon yang telah Kuperintahkan jangan kaumakan?”
12 Jawab manusia itu, “Perempuan yang Kautempatkan untuk mendampingiku itulah yang memberikan kepadaku buah dari pohon itu maka kumakan.”
13 Lalu, Allah, Al-Khalik, berfirman kepada perempuan itu, “Apa yang kaulakukan ini?”
Jawab perempuan itu, “Ular itu menipu aku maka kumakan buah itu.”
14 Maka, berfirmanlah Allah, Al-Khalik, kepada ular itu,
“Karena engkau berbuat demikian,
terkutuklah engkau melebihi segala ternak dan binatang liar.
Engkau akan menjalar dengan perutmu
dan engkau akan makan debu tanah seumur hidupmu.
15 Aku akan mengadakan permusuhan
antara engkau dan perempuan ini
antara keturunanmu dan keturunannya.
Keturunannya akan meremukkan kepalamu,
dan engkau akan meremukkan tumitnya.”
16 Firman-Nya kepada perempuan itu,
“Aku akan memperbanyak susah payahmu pada waktu engkau mengandung.
Dengan kesusahan engkau akan melahirkan anak.
Meskipun begitu, engkau akan tetap mendambakan suamimu,
dan ia akan berkuasa atas engkau.”
17 Lalu, firman-Nya kepada Adam,
“Karena engkau mendengarkan perkataan istrimu
dan memakan buah dari pohon yang telah Kuperintahkan kepadamu, ‘Jangan kaumakan,’
maka terkutuklah tanah karena engkau.
Dengan susah payah engkau akan memakan hasilnya, seumur hidupmu.
18 Tanah akan menumbuhkan duri dan onak bagimu,
dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu.
19 Dengan berpeluh engkau akan mendapatkan rezekimu
sampai engkau kembali menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil.
Sebab engkau debu,
dan engkau akan kembali menjadi debu.”
20 Manusia itu menamai istrinya Hawad sebab dialah ibu dari semua yang hidup.
21 Allah, Al-Khalik, membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan istrinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
22 Kemudian, berfirmanlah Allah, Al-Khalik, “Sesungguhnya, manusia itu sudah menjadi seperti salah satu dari kitae, tahu tentang yang baik dan yang jahat. Maka sekarang, jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula buah pohon hayat itu, lalu memakannya sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.”
23 Sebab itu, Allah, Al-Khalik, menyuruhnya keluar dari Taman Firdaus untuk mengerjakan tanah, tempat asal ia diambil.