Skip to content

Uncategorized

20:19 Saat magrib pada hari itu juga, yaitu hari pertama minggu itu, ketika semua pintu di tempat para pengikut Isa berada telah dikunci sebab mereka takut kepada orang-orang Israil, tiba-tiba Isa datang dan berdiri di tengah-tengah mereka. Lalu, sabda-Nya kepada mereka, “Damai bagimu!”

20:20 Setelah Ia bersabda begitu, ditunjukkan-Nya kedua tangan-Nya kepada mereka dan juga lambung-Nya. Pada waktu para pengikut itu melihat Junjungan Yang Ilahi, mereka pun sangat gembira.

20:21 Kembali Isa bersabda kepada mereka, “Damai bagimu! Sama seperti Sang Bapa mengutus Aku, Aku pun mengutus kamu.”

20:22 Setelah Ia bersabda begitu, Ia pun menghembus mereka dan bersabda, “Terimalah Ruh Allah Yang Mahasuci.

20:23 Siapa yang kamu ampuni dosanya, dosanya diampuni, tetapi siapa yang kamu katakan bahwa dosanya tetap, maka dosanya tetap, tidak diampuni.”

20:24 Tomas, salah satu dari kedua belas pengikut Isa yang juga dipanggil Didimus, tidak bersama mereka ketika Isa menampakkan diri di tengah-tengah mereka.

20:25 Maka, para pengikut lainnya berkata kepada Tomas, “Kami telah melihat Junjungan!” Tetapi, ia berkata kepada mereka, “Jika aku belum melihat bekas paku pada tangan-Nya serta mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu, dan mencucukkan tanganku ke lambung-Nya, aku tidak akan percaya.”

20:26 Selang delapan hari, para pengikut Isa kembali berkumpul dalam rumah itu. Tomas pun ada di antara mereka. Tiba-tiba Isa datang dan berdiri di tengah-tengah mereka, padahal semua pintu dalam keadaan terkunci. Lalu, Ia bersabda, “Damai bagimu!”

20:27 Setelah itu, Ia bersabda kepada Tomas, “Ulurkanlah jarimu kemari dan lihatlah tangan-Ku. Ulurkanlah juga tanganmu dan cucukkanlah ke lambung-Ku. Jangan tidak percaya, tetapi percayalah!”

20:28 Jawab Tomas kepada-Nya, “Ya Junjunganku, ya Tuhanku.”

20:29 Sabda Isa kepadanya, “Engkau percaya karena engkau telah melihat Aku. Berbahagialah mereka yang percaya sekalipun tidak melihat.”

20:30 Banyak tanda ajaib lainnya yang dilakukan oleh Isa di hadapan para pengikut-Nya, tetapi tidak dituliskan dalam kitab ini.

Yahya 20:19-30

21:1 Beberapa waktu kemudian, Isa kembali menampakkan diri-Nya kepada para pengikut-Nya di Danau Tiberias. Demikianlah kisah dari penampakan diri-Nya itu:

21:2 Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari daerah Kana di wilayah Galilea, anak-anak Zabdi, dan dua pengikut lainnya sedang berkumpul di situ.

21:3 Lalu, Simon Petrus berkata kepada mereka, “Aku hendak pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya, “Kami akan pergi bersamamu.” Maka, pergilah mereka, lalu naik ke perahu. Tetapi, sepanjang malam itu tidak ada satu ekor ikan pun yang dapat mereka tangkap.

21:4 Ketika hari mulai terang, Isa berdiri di pantai. Namun, para pengikut-Nya tidak tahu bahwa Dia adalah Isa.

21:5 Lalu, sabda Isa kepada mereka, “Hai anak-anak, apakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Jawab mereka, “Tidak ada.”

21:6 Lalu, sabda Isa kepada mereka, “Tebarkanlah pukatmu di sebelah kanan perahu maka kamu akan mendapatkannya.” Kemudian, mereka menebar pukat itu, lalu tidak dapat menariknya kembali sebab banyak sekali ikan yang terjaring.

21:7 Pengikut yang dikasihi oleh Isa berkata kepada Petrus, “Itu Junjungan.” Setelah Simon Petrus mendengar bahwa Dia adalah Sang Junjungan, ia mengenakan pakaiannya sebab sebelumnya ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam air.

21:8 Para pengikut lainnya pun datang dengan menggunakan perahu kecil sambil menarik pukat yang penuh dengan ikan itu karena mereka tidak begitu jauh dari darat, hanya kira-kira seratus meter saja.

21:9 Pada waktu mereka naik ke darat, mereka melihat sudah ada api arang, bahkan di atasnya ada ikan dan juga roti.

21:10 Sabda Isa kepada mereka, “Ambillah ikan-ikan yang kamu tangkap itu.”

21:11 Maka, pergilah Simon Petrus untuk menarik pukat itu ke darat. Pukat itu penuh dengan ikan yang besar-besar. Ada seratus lima puluh tiga ekor banyaknya. Sekalipun demikian banyak, pukat itu tidak koyak.

21:12 Lalu, sabda Isa kepada mereka, “Mari, makanlah.” Tidak seorang pun dari antara para pengikut itu berani bertanya, “Siapakah Engkau?”Sebab mereka tahu bahwa Dia adalah Junjungan Yang Ilahi.

21:13 Isa maju untuk mengambil roti, lalu diberikan-Nya roti itu kepada mereka, begitu juga dengan ikan itu.

21:14 Penampakan Isa di hadapan para pengikut-Nya di danau itu adalah untuk yang ketiga kalinya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.

21:15 Sesudah mereka makan, Isa bersabda kepada Simon Petrus, “Simon, anak Yahya, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada ini?” Jawab Petrus kepada-Nya, “Ya Junjungan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Sabda Isa kepadanya, “Peliharalah domba-domba-Ku.”

21:16 Sabda-Nya lagi untuk kedua kalinya, “Simon, anak Yahya, apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus kepada-Nya, “Ya Junjungan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Lalu, Isa bersabda kepadanya, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”

21:17 Kemudian, sabda Isa untuk ketiga kalinya, “Simon, anak Yahya, apakah engkau mengasihi Aku?” Petrus pun menjadi sedih sebab untuk yang ketiga kalinya Isa bersabda kepadanya, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus kepada-Nya, “Ya Junjungan, Engkau mengetahui segala sesuatu dan Engkau pun tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Sabda Isa kepadanya, “Peliharalah domba-domba-Ku.

21:18 Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, sewaktu engkau masih muda, engkau mengikat pinggangmu dan pergi ke mana saja yang kau kehendaki. Tetapi, setelah engkau tua nanti, engkau akan mengulurkan kedua tanganmu, lalu orang lain akan mengikatmu dan membawamu ke tempat yang tidak kau kehendaki.”

21:19 Isa bersabda begitu untuk menggambarkan bagaimana cara Petrus meninggal demi memuliakan Allah. Setelah itu, Isa bersabda lagi kepada Petrus, “Ikutlah Aku!”

21:20 Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa pengikut yang dikasihi Isa juga ikut. Dialah yang duduk dekat Isa pada waktu perjamuan malam dan bertanya, “Ya Junjungan, siapakah yang akan menyerahkan Engkau?”

21:21 Sambil memandang pengikut itu, Petrus bertanya kepada Isa, “Ya Junjungan, bagaimana dengan orang itu?”

21:22 Sabda Isa kepadanya, “Jika Aku menghendaki agar ia tetap hidup sampai Aku datang, apa urusanmu? Sudahlah, ikutlah Aku!”

21:23 Lalu, tersebarlah kabar di kalangan para pengikut Isa bahwa pengikut itu tidak akan meninggal. Tetapi, Isa tidak menyebutkan bahwa ia tidak akan meninggal, melainkan, “Jika Aku menghendaki agar ia tetap hidup sampai Aku datang, apa urusanmu?”

21:24 Pengikut itulah yang memberi kesaksian tentang semua ini. Ia jugalah yang telah menuliskannya dan kita tahu bahwa kesaksiannya benar.

21:25 Masih banyak lagi hal lainnya yang dilakukan oleh Isa, tetapi jika hal-hal itu ditulis satu demi satu, kukira dunia ini tidak akan dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.

Yahya 21:1-25

1:1 Di dalam kitab yang pertama aku telah menulis, hai Teofilus, mengenai semua yang dilakukan dan diajarkan oleh Isa

1:2 sampai pada hari Ia diangkat ke surga. Sebelumnya, melalui Ruh Allah Yang Mahasuci, Ia telah memberikan petunjuk-petunjuk kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya.

1:3 Kepada mereka itulah Isa menampakkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan selama empat puluh hari melalui berbagai cara, berulang kali Ia menunjukkan kepada mereka dengan jelas bahwa Ia hidup dan Ia berbicara dengan mereka mengenai Kerajaan Allah.

1:4 Pada suatu hari, ketika Isa ada bersama dengan rasul-rasul itu, Ia berpesan supaya mereka tidak meninggalkan Yerusalem. Sabda-Nya, “Tetaplah di situ menantikan apa yang dijanjikan oleh Bapa-Ku dan yang sudah kamu dengar dari-Ku.

1:5 Karena Nabi Yahya mempermandikan dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dipermandikan dengan Ruh Allah.”

1:6 Ketika mereka semua berkumpul, mereka bertanya kepada Isa, “Junjungan, inikah masanya Junjungan memulihkan kembali Kerajaan Israil?”

1:7 Isa bersabda kepada mereka, “Kamu tidak perlu tahu kapan waktu dan saatnya untuk hal-hal itu. Bapa-Ku sendiri yang menentukannya menurut wewenang-Nya.

1:8 Akan tetapi, kamu akan menerima kuasa apabila Ruh Allah datang ke atasmu dan kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea dan Samaria, bahkan sampai ke ujung bumi.”

1:9 Setelah bersabda demikian, Isa terangkat naik ke surga, disaksikan oleh rasul-rasul-Nya. Tiba-tiba ada awan yang meliputi-Nya sehingga Ia lenyap dari penglihatan mereka.

1:10 Ketika mereka masih juga menatap ke langit menyaksikan kepergian Isa, tiba-tiba dua orang berpakaian putih berdiri dekat mereka.

1:11 Kedua orang itu berkata, “Hai kamu, orang Galilea! Mengapa kamu berdiri saja di situ memandang ke langit? Isa itu, yang kamu lihat terangkat naik ke surga meninggalkan kamu, nanti akan datang lagi dengan cara yang sama sebagaimana kamu lihat Dia naik ke surga.”

Kisah Para Rasul 1:1-11

Me -  in beautiful Muskoka, ON, Canada
Me –  in beautiful Muskoka, ON, Canada

 Saya –  di daerah Muskoka yang cantik, ON, Kanada.

Saya ingin membagikan bagaimana Kabar Baik Injil menjadi bermakna bagi saya. Mudah-mudahan ini bisa membuat Anda lebih memahami artikel-artikel yang ada dalam situs web ini.

(Sebagai informasi … Saya tinggal di Kanada. Saya sudah menikah dan kami punya seorang anak laki-laki. Saya menempuh pendidikan di Universitas Toronto, Universitas New Brunswick, dan Universitas Acadia. Saya memiliki berbagai gelar di bidang Teknik. Sebagian besar pengalaman profesional saya di bidang teknik adalah dalam hal perangkat lunak komputer dan permodelan matematika.)

Kegelisahan yang Dialami Seorang Remaja Kaya

Saya tumbuh dalam keluarga profesional kelas menengah-atas. Keluarga saya berasal dari Swedia. Kami pindah ke Kanada ketika saya masih kecil, dan kemudian besar di beberapa negara ketika keluarga kami tinggal di sana – Aljazair, Jerman dan Kamerun. Saya akhirnya kembali ke Kanada untuk kuliah. Sama seperti yang lain, saya ingin (dan masih ingin) mengalami kehidupan yang penuh – kehidupan yang penuh kepuasan, rasa damai, penuh makna dan tujuan – serta keterhubungan dengan orang lain, terutama dengan keluarga dan teman-teman saya.

Karena saya tinggal di lingkungan masyarakat yang beragam – masyarakat dengan berbagai latar belakang agama hingga masyarakat yang sangat sekuler – dan karena saya sangat suka membaca, saya terpapar pada berbagai pandangan tentang apa yang pada akhirnya ‘benar’ dan apa yang perlu saya lakukan untuk mendapatkan kehidupan yang penuh. Yang saya amati adalah, meskipun saya (dan kebanyakan orang Barat) memiliki kekayaan, teknologi, dan kebebasan untuk memilih – seperti yang belum pernah kami alami sebelumnya – untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, tujuan-tujuan ini tampak begitu sulit dicapai. Ironi, memang. Saya perhatikan bahwa kini hubungan keluarga lebih mudah dikesampingkan dan lebih bersifat sementara dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Saya mendengar bahwa jika kita bisa mendapatkan ‘sedikit lebih banyak’ maka kita akan mencapai tujuan kita. Tetapi seberapa banyak lagi? Dan lebih banyak dari apa? Uang? Pengetahuan ilmiah? Teknologi? Kesenangan? Status?

Sebagai anak muda, pertanyaan-pertanyaan ini menimbulkan kegelisahan yang suram dalam hati saya. Karena ayah saya adalah seorang insinyur konsultan asing di Aljazair, saya bergaul dengan anak-anak muda kaya, berfasilitas, dan berpendidikan barat. Meski demikian, kehidupan dalam lingkungan itu rasanya terlalu sederhana karena hanya ada beberapa hal yang bisa menghibur kami. Jadi, saya dan teman-teman saya merindukan saat-saat kami bisa kembali ke negara asal kami, saat kami bisa menonton TV, makan makanan yang enak, memiliki banyak kesempatan yang terbuka, dibarengi dengan kebebasan dan kemudahan hidup orang Barat – karena pada saat itulah kami akan merasa ‘puas’. Meskipun demikian, tidak lama setelah saya mengunjungi Kanada atau Eropa, kegelisahan yang sama kembali memenuhi hati saya. Dan parahnya, saya juga memperhatikan bahwa kegelisahan ini pun dialami oleh orang-orang yang tinggal di sana semumur hidup mereka. Apa pun yang mereka miliki (dan diukur dengan standar apa pun, apa yang mereka miliki memang banyak) mereka selalu merasa kurang.

Saya pikir saya akan menemukan ‘apa yang saya cari’ ketika saya punya pacar yang populer. Dan untuk sementara waktu hal itu memang sepertinya mengisi sesuatu dalam diri saya, tetapi setelah beberapa bulan, kegelisahan tersebut kembali lagi. Saya pikir, ketika saya lulus sekolah, saya akan ‘mendapatkan apa yang saya cari’ … lalu ketika saya bisa mendapatkan SIM dan mengendarai mobil – saya pikir pencarian saya akan berakhir. Namun ternyata sekarang, ketika saya sudah lebih tua, saya mendengar orang berbicara bahwa pensiun adalah tiket untuk mendapatkan kepuasan hidup. Jadi, seperti itu sajakah? Apakah kita menghabiskan seluruh hidup kita hanya untuk mengejar apa yang kita inginkan satu demi satu, memikirkan hal selanjutnya yang kita pikir akan memberikan apa yang kita inginkan, dan kemudian … hidup kita berakhir!? Tampaknya sia-sia sekali kalau demikian!

Pada saat itulah saya mulai memercayai Allah meskipun dunia Barat penuh dengan orang-orang yang sekuler, dan bahkan ateis. Rasanya terlalu sulit bagi saya untuk percaya bahwa seluruh dunia ini dan semua yang ada di dalamnya terjadi karena kebetulan. Namun terlepas dari kepercayaan religius saya ini, saya terus mengalami kekacauan batin ketika mencoba memuaskan kegelisahan yang telah saya uraikan di atas dengan melakukan, mengatakan, atau memikirkan hal-hal yang pada akhirnya membuat saya malu. Saya merasa seperti memiliki kehidupan rahasia yang tidak diketahui orang lain. Hidup saya penuh dengan iri hati (Saya menginginkan apa yang dimiliki orang lain.), ketidakjujuran (Saya kadang-kadang mengaburkan kebenaran.), pertengkaran (Saya dengan mudah bisa bertengkar dengan orang-orang dalam keluarga saya.), tindakan seksual yang amoral (Seringkali hal seperti itu yang saya tonton di TV – dan ini sebelum adanya internet – atau yang saya baca, atau renungkan dalam pikiran saya.), dan keegoisan. Saya tahu bahwa meskipun banyak orang tidak melihat sisi hidup saya yang seperti ini, Allah melihatnya, dan hal ini membuat saya gelisah. Sebenarnya, dalam banyak hal akan lebih mudah bagi saya untuk tidak percaya pada keberadaan-Nya, karena saya kemudian bisa mengabaikan rasa malu yang muncul akibat rasa bersalah saya di hadapan-Nya. Saya mengajukan pertanyaan seperti yang Daud ajukan dalam Kitab Zabur, ”Dengan apakah seorang muda menjaga kesucian hidupnya?” (Zabur 119: 9) Meskipun saya mencoba menjalankan ibadah keagamaan seperti berdoa, menyangkal diri, atau mengikuti pertemuan-pertemuan keagamaan, pergumulan yang ada di dalam hati saya ini tidak menjauh.

Kebijaksanaan Sulaiman

Pada masa-masa itu, karena kegelisahan yang saya lihat dalam diri saya dan di sekitar saya, tulisan-tulisan Sulaiman memberikan pengaruh yang mendalam kepada saya. Sulaiman, putra Daud, adalah raja Israel Kuno yang terkenal karena kebijaksanaannya. Dia menulis beberapa buku yang merupakan bagian dari Kitab Zabur. Dalam buku-buku itu dia menggambarkan kegelisahan seperti yang saya alami. Dia menulis:

Aku berkata dalam hati, “Marilah, aku hendak mengujimu dengan kesukaan. Nikmatilah kesenangan!” Tetapi sesungguhnya, itu pun kesia-siaan. Tentang tawa aku berkata, “Itu gila!” dan tentang kesukaan, “Apa gunanya?” Kucoba menyukakan tubuhku dengan anggur, dan memegang kebodohan—sementara hatiku tetap menuntunku dengan hikmat. Aku ingin melihat apa yang baik bagi bani Adam, yang patut mereka lakukan di kolong langit ini sepanjang hidup mereka yang singkat itu. Kemudian, kulakukan pekerjaan-pekerjaan besar: Kubangun bagi diriku rumah-rumah, kutanami bagi diriku kebun-kebun anggur. Kubuat bagi diriku kebun-kebun dan taman-taman, lalu kutanam di dalamnya segala jenis pohon buah-buahan. Kubuat pula bagi diriku kolam-kolam air untuk mengairi hutan tempat pohon-pohon tumbuh. Kubeli beberapa budak laki-laki dan perempuan, lalu ada budak-budak yang lahir di rumahku. Juga kumiliki banyak ternak berupa kawanan lembu dan kawanan kambing domba melebihi semua orang yang hidup di Yerusalem sebelum aku. Selain itu, kukumpulkan bagi diriku perak, emas, dan harta benda dari raja-raja serta provinsi-provinsi. Kudapatkan bagi diriku para biduan dan biduanita, serta kesukaan bani Adam, yaitu banyak gundik. Maka, aku menjadi semakin besar lebih daripada semua orang yang hidup di Yerusalem sebelum aku. Sementara itu, hikmatku tetap ada padaku. Apa pun yang diinginkan mataku tidak kutahan, dan aku tidak mencegah hatiku dari segala kesukaan karena hatiku bersukacita atas segala jerih lelahku. Itulah bagianku dari segala jerih lelahku.
 
Pengajar 2: 1-10

Kekayaan, ketenaran, pengetahuan, proyek, banyak istri, kesenangan, kerajaan, status … Sulaiman memiliki semuanya – dan dia lebih dari siapa pun pada zamannya atau pun pada zaman kita. Anda mungkin berpikir bahwa dia pasti mengalami kepuasan yang lebih daripada siapa pun. Namun dia menyimpulkan:

Lalu, kupandang segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku, dan jerih lelah yang telah ku upayakan untuk mengerjakannya. Lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menggenggam angin. Tidak ada keuntungan di bawah matahari. Kemudian, aku berpaling untuk mengamati hikmat, kegilaan, dan kebodohan. Apakah yang dapat dilakukan orang yang menggantikan raja? Hanya apa yang sudah lama dilakukan. Kulihat bahwa hikmat lebih berfaedah daripada kebodohan sebagaimana terang lebih berfaedah daripada kegelapan. Orang bijak memiliki mata di kepalanya, sedangkan orang bodoh berjalan dalam kegelapan. Tetapi, aku tahu juga bahwa nasib yang sama berlaku atas mereka semua. Maka, aku berkata dalam hati, “Nasib yang berlaku atas orang bodoh juga akan berlaku atasku. Kalau begitu, mengapa aku harus lebih bijak?” Dalam hati aku berkata bahwa hal ini pun kesia-siaan. Seperti halnya orang bodoh, orang bijak pun tidak akan selamanya dikenang; pada hari-hari yang akan datang semuanya akan terlupakan.
Orang bijak pun mati, sama seperti orang bodoh! Sebab itu, aku membenci hidup karena pekerjaan yang dikerjakan di bawah matahari itu susah bagiku. Segala sesuatu hanyalah kesia-siaan dan usaha menggenggam angin. Aku membenci segala jerih lelah yang telah kuupayakan di bawah matahari sebab aku harus meninggalkannya bagi orang yang ada setelah aku. Siapa yang tahu apakah orang itu bijak atau bodoh? Namun, ia akan menguasai segala hasil jerih lelah yang kuupayakan dengan bijak di bawah matahari. Ini pun kesia-siaan. Jadi, aku berpaling dan membiarkan hatiku putus asa karena segala jerih lelah yang telah kuupayakan di bawah matahari. Ada orang yang berjerih lelah dengan bijak, dengan pengetahuan, dan dengan kecakapan, tetapi ia harus meninggalkannya bagi orang yang tidak berjerih lelah untuk itu sebagai bagiannya. Ini pun kesia-siaan dan kemalangan yang besar. Apakah yang diperoleh manusia dari segala jerih lelah serta keinginan hati yang diupayakannya di bawah matahari? Seluruh hidupnya adalah penderitaan, dan pekerjaannya adalah dukacita, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenang. Hal ini pun kesia-siaan.
 
Pengajar 2: 11-23

Kematian, Agama & Ketidakadilan– Kehidupan yang Tetap ‘Di Bawah Matahari’

Seiring dengan semua masalah ini, saya merasa terganggu oleh aspek kehidupan yang lain. Hal itu mengganggu Sulaiman juga.

Nasib bani Adam sama dengan nasib binatang, nasib yang sama menimpa mereka. Sebagaimana yang satu mati, demikian juga yang lain mati. Semuanya memiliki napas yang sama dan manusia tidak lebih unggul daripada binatang karena segala sesuatu adalah kesia-siaan. Semuanya menuju satu tempat, semuanya berasal dari debu, dan semuanya kembali kepada debu. Siapa yang tahu apakah nyawa bani Adam naik ke atas dan nyawa binatang turun ke bawah, ke bumi?”

Pengajar 3:19-21
Segala sesuatu berlaku sama bagi semua orang. Nasib yang sama menimpa orang benar dan orang fasik, orang baik dan orang jahat, orang suci dan orang najis, orang yang mempersembahkan kurban dan orang yang tidak mempersembahkan kurban. Sebagaimana nasib orang baik, demikian pula nasib orang berdosa. Sebagaimana nasib orang yang bersumpah, demikian pula nasib orang yang takut bersumpah. Inilah kemalangan dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari: Nasib semua orang sama. Lagi pula, selain hati bani Adam penuh dengan kejahatan, ada kegilaan dalam hati mereka seumur hidup, lalu setelah itu mereka menuju dunia orang mati. Siapa yang termasuk orang hidup masih punya harapan sebab anjing yang hidup lebih baik daripada singa yang mati. Orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang sudah mati tidak tahu apa-apa. Tidak ada lagi upah bagi mereka
 
Pengajar 9:2-5

Saya dibesarkan dalam keluarga yang religius dan tinggal di Aljazair, yang juga merupakan negara religius. Mungkinkah agama adalah jawabannya? Yang saya temukan adalah, agama seringkali dangkal – hanya berurusan dengan upacara lahiriah – tetapi tidak menyentuh hati kita. Berapa banyak kewajiban keagamaan seperti sholat dan pergi ke gereja (atau masjid) yang harus dilakukan seseorang untuk mendapatkan cukup ‘pahala’ dari Tuhan? Mencoba menjalani kehidupan moral yang religius sangatlah melelahkan. Siapa yang memiliki kekuatan untuk terus-menerus menghindari dosa? Berapa banyak yang harus saya hindari? Apa yang sebenarnya Allah harapkan dari saya? Kewajiban agama bisa memberatkan.

Dan sungguh, jika Allah berkuasa, mengapa pekerjaan-Nya begitu buruk? Saya menanyakan hal itu kepada diri saya sendiri karena tidak sulit untuk melihat adanya ketidakadilan, korupsi, dan penindasan di dunia. Ini bukanlah peristiwa yang baru-baru saja terjadi, karena Sulaiman pun melihatnya pada 3000 tahun yang lalu. Dia berkata:

Aku melihat pula di bawah matahari: Di tempat keadilan, di sana pun ada kefasikan,
dan di tempat kebenaran, di sana pun ada kefasikan.… Lalu, aku kembali melihat segala penindasan yang dilakukan di bawah matahari Lihat, air mata orang-orang yang tertindas! Tidak ada yang menghibur mereka. Di pihak para penindas mereka ada kuasa,
dan tidak ada yang menghibur mereka Sebab itu, aku menganggap orang-orang mati, yang sudah lama meninggal, lebih bahagia daripada orang-orang hidup, yang kini masih hidup. Tetapi, lebih baik daripada keduanya ialah orang yang kini belum ada, yang belum melihat perbuatan jahat yang dilakukan di bawah matahari.
 
Pengajar 3:16; 4: 1-3

Bagi Sulaiman, seperti yang juga bisa kita lihat dengan jelas, kehidupan ‘di bawah matahari’ ditandai dengan penindasan, ketidakadilan, dan kejahatan. Mengapa demikian? Apakah ada jalan keluarnya? Namun hidup berakhir begitu saja dengan kematian. Kematian merupakan penghabisan dan memiliki wewenang yang mutlak atas hidup kita. Seperti yang ditulis oleh Sulaiman, kematian adalah nasib semua orang: orang yang baik maupun buruk, orang yang beragama maupun tidak. Hal yang terkait erat dengan kematian adalah pertanyaan mengenai keabadian. Apakah saya akan pergi ke Firdaus? Atau (lebih mengkhawatirkan lagi), apakah saya akan pergi ke tempat penghakiman kekal – Neraka?

Mencari dalam Sastra Abadi

Masalah mencapai kepuasan abadi dalam hidup, beban ibadah keagamaan, penindasan dan ketidakadilan yang telah menjangkiti seluruh sejarah manusia, masalah kematian sebagai akhir, serta kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi setelah itu, menggelegak dalam diri saya. Tahun terakhir saya di SMA, kami pernah diberi tugas untuk mengumpulkan seratus lembar karya sastra (puisi, lagu, cerpen, dll.) yang kami sukai. Itu adalah salah satu tugas paling memuaskan yang pernah saya kerjakan waktu sekolah. Waktu itu, sebagian besar karya yang saya kumpulkan berhubungan dengan salah satu masalah tadi. Tugas ini memungkinkan saya untuk ‘bertemu’ dan mendengarkan banyak orang yang juga bergulat dengan masalah-masalah ini. Dan saya bertemu mereka – dari segala macam era, latar belakang pendidikan, filosofi, gaya hidup, dan aliran.

Saya juga menyertakan beberapa perkataan Isa (Yesus) dalam Injil. Jadi bersamaan dengan karya sastra sekuler, ada ajaran dari Isa yang seperti berikut:

“… Aku datang dengan maksud supaya domba-domba itu mempunyai hidup dan mempunyainya berlimpah-limpah”

Yahya 10:10

Saya sadar bahwa mungkin, mungkin saja, inilah jawaban bagi masalah-masalah yang diajukan oleh Sulaiman, para penulis itu, dan juga saya. Lagipula, Injil (yang sampai saat itu hanya sekedar kata keagamaan yang tidak terlalu berarti) secara harfiah berarti ‘kabar baik’. Apakah Injil benar-benar Kabar Baik? Apakah Injil memang bisa dipercaya, atau bermasalah? Pertanyaan-pertanyaan ini berkembang dalam diri saya.

Pertemuan yang Tak Terlupakan

Beberapa waktu kemudian pada tahun yang sama, saya dan beberapa teman saya melakukan perjalanan ke Swiss untuk bermain ski. Setelah seharian bermain ski, dengan tenaga muda yang kami miliki, malam harinya kami menghabiskan waktu di klub-klub. Di bar-bar ini kami menari, bertemu dengan banyak gadis, dan bersenang-senang sampai larut malam.

Resor ski di Swiss itu terletak di daerah pegunungan yang tinggi. Saya masih ingat dengan jelas ketika suatu malam yang larut saya keluar dari salah satu ruang dansa dan berjalan menuju ke kamar saya. Saya berhenti dan menatap bintang-bintang. Karena waktu itu sangat gelap (Saya berada di gunung, di mana ada sedikit ‘polusi cahaya’ buatan manusia.), saya bisa melihat kemegahan dan keagungan semua bintang. Pemandangan ini benar-benar membuat saya terkesima. Saya hanya bisa berdiri menatap bintang-bintang itu dengan perasaan kagum. Sebuah ayat dari Zabur muncul dalam benak saya, “Langit menyatakan Kemuliaan Allah …”

Zabur 19: 1

Ketika memandang keagungan alam semesta berbintang pada malam yang sangat gelap itu, saya merasa seperti bisa melihat sisi yang sangat kecil dari keagungan Allah. Dan dalam keheningan saat itu, saya tahu bahwa saya punya pilihan. Saya bisa tunduk kepada-Nya, atau tetap mengikuti jalan yang saya tempuh: memiliki semacam kesalehan tetapi menyangkal kuasa dari kesalehan itu dalam seluruh aspek kehidupan saya. Jadi saya berlutut dan bersujud dalam keheningan malam yang gelap itu dan berdoa, “Engkau adalah Tuhan. Aku menyerahkan diriku kepada-Mu. Ada banyak hal yang tidak kumengerti. Tolong tuntun aku di Jalan Lurus-Mu ”. Saya tetap bersujud dalam penyerahan diri dan mengakui bahwa saya memiliki banyak dosa dalam hidup saya dan meminta bimbingan-Nya. Tidak ada manusia lain bersama dengan saya saat itu, hanya saya dan Allah, dengan latar belakang penuh bintang, pada sekitar jam 2 pagi, di luar resor ski, di Swiss. Itu adalah pertemuan dengan Allah yang tidak akan pernah saya lupakan. Kata-kata saya bahkan tidak cukup untuk menggambarkannya.

Itu adalah langkah penting dalam perjalanan hidup saya. Saya menyerahkan diri saya pada pilihan-Nya ketika saya berada tepat di mana saya menginginkan jawaban. Saya mulai mendapatkan jawaban-jawaban yang saya cari ketika saya meneliti dan tunduk pada apa yang saya pelajari. Banyak tulisan dalam situs web ini merupakan hal-hal yang saya pelajari sejak malam itu. Ada perasaan yang sangat nyata bahwa ketika seseorang memulai perjalanan semacam ini, dia mungkin tidak akan pernah benar-benar sampai di tujuan yang dia inginkan. Namun saya telah belajar dan mengalami bahwa Injil sungguh memberikan jawaban bagi permasalahan-permasalahan yang saya hadapi dalam hidup saya. Maksud utama Injil sebenarnya adalah untuk mengatasi permasalahan-permasalahan itu – kehidupan yang penuh, kematian, keabadian, kebebasan, dan masalah-masalah praktis seperti kasih dalam hubungan keluarga kita, rasa malu, rasa bersalah, rasa takut, dan pengampunan. Injil menyatakan diri sebagai fondasi untuk membangun kehidupan kita. Mungkin seseorang tidak menyukai jawaban yang diberikan oleh Injil, atau tidak sepenuhnya memahaminya. Namun karena pesan ini datang dari Allah dalam pribadi Isa AlMasih, adalah hal yang bijaksana kalau kita berusaha mendapatkan informasi tentangnya.

Jika Anda mengambil waktu untuk mempertimbangkan Injil, Anda mungkin akan menemukan hal-hal yang saya temukan.

Nabi Ibrahim diperintah Allah untuk menyembelih puteranya bukan haiwannya sebagai kaffarah pengganti atau penutup segala kekurangan.

Isa Putera Dara Maryam bak Khibas dari langit disembelih oleh Allah sendiri. Telah termaktub di dalam Kitab-Kitab Allah:

TAURAT surah Isya’ya 61:1 …

Ruh Allah Taala ada padaku karena Allah telah melantik aku untuk membawa kabar baik kepada orang yang tertindas. Ia mengutus aku untuk membalut hati yang hancur, untuk memaklumkan kebebasan bagi para tawanan dan kelepasan bagi para tahanan;

(Ramalan para nabi akan turunnya Hakim Yang Adil, Al-Masih daripada Allah.)

ZABUR 107:20 …

Ia menyampaikan firman-Nya dan menyembuhkan mereka,
serta meluputkan mereka dari lubang.

INJIL surah Yahya 1:1, 14 …

1 Kalam telah ada dari mulanya. Kalam itu bersama Allah,dan Kalam itu adalah Allah.
 
14 Kalam itu telah menjadi manusia, lalu tinggal di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diterima-Nya sebagai Sang Anak Tunggal yang datang dari Sang Bapa, penuh dengan anugerah dan kebenaran.

INJIL surah Butrusa Awal (1 Petrus) 3:18 …

 Sebab Al-Masih pun menderita. Ia, Yang Benar, mati satu kali saja demi dosa-dosa manusia yang tidak benar. Dengan cara itu, Ia membawa kita kepada Allah. Ia dijatuhi hukuman mati, tetapi Allah menghidupkan-Nya kembali dalam Ruh.

QUR’AN surah Ali Imran [3]:45 …

(Ingatlah) ketika malaikat berkata: “Wahai Maryam! Bahawasanya Allah memberikan khabar yang mengembirakanmu, dengan Kalimah daripada Allah, namanya: Al-Masih, Isa Ibni Maryam, seorang yang terkemuka di dunia dan di akhirat, dan ia juga dari orang-orang yang didampingkan.

Di dalam Kitab Al Qur’an, dari semua utusan-utusan Allah, hanya Isa yang disebut suci tidak ada dosa setitikpun …

  • QS Maryam [19]:19, hanya Isa yang keluar dari rahim seorang dara
  • QS Maryam [19]:20, hanya Isa yang disebutkan sebagai TANDA BAGI MANUSIA
  • QS Maryam [19]:30, hanya Isa lah yang pada waktu lahir sudah boleh bercakap-cakap dengan orang-orang dewasa
  • QS Maryam [19]:30, hanya Isa yang ketika baru sahaja lahir sudah bergelar nabi
  • QS Maryam [19]:31, hanya Isa lah yang dielu-elukan sebagai MUBARAK

Dalam Hadis Sahih Bukhari disebutkan:

Kullu bani Adam yuth’inusy syaithanu fi ainaihi bishbu’ihi hina yuladu ila ‘Isabnu Maryam

Ertinya,

Semua anak Adam, kedua matanya ketika lahir pasti ditusuk Syaitan dengan ujung jarinya, kecuali Isa putera Maryam.

Dalam Al-Qur’an Tafsir bil Hadis, disebutkan bahawa Hadis Nabawi mengatakan bahawa pernyataan “yang membenarkan Kalimah dari Allah” di QS Ali Imran [3]:39 itu ertinya adalah:

Al ‘Aufi dan yang lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Al Hasan, Qatadah, Ikrimah, Mujahid, Abu Asy-Sya’sa’, As Sudi, Ar Rabi’ bin Anas Ad Dahak, serta yang lainnya sehubungan dengan ayat “yang membenarkan Kalimah dari Allah” di QS Ali Imran [3]:39 bahawa yang dimaksud Kalimah dari Allahialah Isa bin Maryam. Ar Rabi’ bin Anas mengatakan bahawa Yahya adalah orang yang pertama kali percaya kepada Isa.

Ibnu Jujaij berkata bahawa Ibnu Abbas pernah mengatakan tentang maksud firman Allah di QS Ali Imran [3]:39 – KALIMAH DARIPADA ALLAH.

Yahya dan Isa adalah saudara sepupu. Diceritakan bahawa Ibu Yahya kepada Maryam, “Sungguh, aku merasakan bahawa anak yang ada didalam perutku ini BERSUJUD kepada anak yang berada di dalam perutmu.” Yang demikian itu merupakan pembenaran Yahya kepada Isa ketika Yahya masih berada dalam perut ibunya. Yahya adalah orang yang pertama kali percaya kepada Isa yang ada melalui Kalimat Allah, dan Yahya lebih tua usianya daripada Isa” (Ibnu Kasir, Tafsirul Qur’anil Azimi, jilid 3, 2000 M/1421 H:55).

Boleh dikata Isa bin Maryam a.s. adalah satu-satunya manusia yang tidak lazim dan supra natural dan sangat ghaib, sijil kelahirannya, resume nya dan batu nisan nya. SEMUA ASPEK NYA GHAIB. DALAM SEMUA SEGI GHAIB, SUNGGUH HANYA ISA.

ATAS IZIN ALLAH

Menurut QS Maryam [19]:21, tentang Isa sesungguhnya adalah perkara yang sudah diputuskan oleh Allah SWT, oleh kerana itulah bagi barang siapa sahaja yang tidak boleh menerima keputusan Allah itu adalah termasuk dalam golongan-golongan orang-orang kafir.

Seperti Allah, Nabi Isa a.s. tidak menikah dan tidak memiliki anak, ada dengan selalu bergantung kepada iman tauhid ALLAH UTAMA dan YANG DIUTAMAKAN.

Laa ilaaha illallaah. TIADA ILAH SELAIN ALLAH.

Disebutkan di QS Maryam [19]:30-34 …

19|30| Isa menjawab:” Sesungguhnya aku ini hamba Allah; Allah telah memberikan kepadaku Kitab (Injil), dan Allah telah menjadikan daku seorang Nabi.

19|31| Dan Allah menjadikan daku seorang yang berkat di mana sahaja aku berada, dan diperintahkan daku mengerjakan sembahyang dan memberi zakat selagi aku hidup.

19|32| ” Serta (diperintahkan daku) taat dan berbuat baik kepada ibuku, dan Allah tidak menjadikan daku seorang yang sombong takbur atau derhaka.

19|33| Dan segala keselamatan serta kesejahteraan dilimpahkan kepadaku pada hari aku diperanakkan dan pada hari aku mati, serta pada hari aku dibangkitkan hidup semula (pada hari kiamat)”.

19|34| Yang demikian sifat-sifatnya itulah Isa Ibni Maryam. Keterangan yang tersebut ialah keterangan yang sebenar-benarnya, yang mereka ragu-ragu dan berselisihan padanya.

Dalam Al Qur’an, Surah Ali Imran [3]:55 …

“idz qaalallahu yaa ‘iisa inii mutawaffika waraafi’uka ilayya wa muthahhiruka minalladziina kafaruu wajaa’ilulladzinattaba’uuka fauqalladdzina kafaruu ilaa yaumilqiyaaamat. tsumma ilayya marji’ukum fa ahkumu bainakum fiimaa kuntum fiihi takhtalifuun.”

(Ingatlah) ketika Allah berfirman: “Wahai Isa! Sesungguhnya Aku akan mewafatkanmu, dan akan mengangkatmu ke sisiKu, dan akan membersihkanmu dari orang-orang kafir, dan juga akan menjadikan orang-orang yang mengikutmu mengatasi orang-orang kafir, hingga ke hari kiamat. Kemudian kepada Akulah tempat kembalinya kamu, lalu Aku menghukum (memberi keputusan) tentang apa yang kamu perselisihkan.”

Fenomenal. Luar biasa!

Fenomena batu nisan liang lahat beliau luarbiasa kerana kubur Isa telah kosong kerana setelah dijadikan qurban oleh Allah SWT dengan dibunuh dengan cara dihukum mati salib atas izin Allah SWT (QS An Nisa’ [4]:157), Isa, oleh Allah SWT, dihidupkan balik dan diangkat ke sisi Allah. SUBBILAHUM. Tampaknya mereka orang-orang Yahudi membunuh dan mewafatkan Isa dengan cara menghukum mati salib, tapi sebenarnya bukan mereka. Hanya tampaknya saja mereka.

Hanya tampaknya saja orang-orang Yahudi syuk itu yang melakukannya.

Jadi pada dasarnya bukan orang-orang Yahudi syuk itu yang membunuh Sayidina Isa, melainkan wafatnya Sayidina Isa adalah atas ketetapan dan kehendak Allah kerana Sayidina Isa, oleh Allah, dinilai pantas dan sempurna untuk dijadikan qurban untuk menjunjung tinggi keadilan akhirat, kemurahan Allah terhadap manusia yang didera oleh dosa dan siksa-siksa akibat dosa-dosanya akibat fitnah Almasih Dajjal. Ibarat, putera Ibrahim tidak jadi dibunuh menjadi qurban kerana sudah disediakan pengganti oleh Allah SWT.

Oleh Allah SWT, putera Maryam jadi dibunuh menjadi qurban agar manusia yang lalai dan hubuth, yang jatuh, malu, kalut serta serba salah dan takut ini boleh dibayar lunas segala denda kaffarah dan tebusannya.

Telah mutawatir hadis dari Nabi Muhammad s.a.w. bahwasanya beliau mengabarkan bahawa Nabi Isa a.s. akan turun di akhir zaman. Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata,

Rasulullah s.a.w. telah bersabda, “Tidak akan ada yang mampu mengalahkan Almasih Dajjal kecuali Almasih Isa putera Maryam a.s.” (HR Abu Dawud Ath-Thayalisi dalam Musnad nya).

Penutup segala kekurangan manusia bukanlah karya manusia dan bukanlah hasil amalan-amalan tradisi-tradisi pada ritual-ritual dan situs-situs ugama dan juga bukanlah hasil pemikiran-pemikiran falsafah. BUKAN! Jika Allah tidak mentakdirkan adanya PENUTUP yang menutup segala kekurangan serta dosa manusia, keadaan manusia sungguh-sungguh rusak akhlaq dan moralnya dan manusia tidak ada harapan sama sekali.

Masya’ Allah!

Disebutkan di QS An Nisa’ [4]:157 …

Dan juga (disebabkan) dakwaan mereka dengan mengatakan: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih Isa Ibni Maryam, Rasul Allah.”

Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak memalangnya (di kayu palang – salib), tetapi tampaknya mereka yang melakukan.

Dan sesungguhnya orang-orang yang telah berselisih faham, mengenai Nabi Isa, sebenarnya mereka berada dalam keadaan syak (ragu-ragu) tentang menentukan (pembunuhannya). Tiada sesuatu pengetahuan pun bagi mereka mengenainya selain daripada mengikut sangkaan semata-mata; dan mereka tidak membunuhnya dengan yakin.

Dari semua ayat dalam Al Qur’an, bagi banyak orang, QS An Nisā’ [4]:157 adalah tergolong yang paling susah ditafsir orang. Namun justeru dari Kitab Al Qur’an sendiri, kita boleh memperoleh pandangan yang arif dan bijaksana yang sangat menenangkan dan sangat membesarkan hati.

Disebutkan di QS Al Baqarah [2]:154 …

Dan janganlah kamu mengatakan (bahawa) sesiapa yang terbunuh di Jalan Allah itu: mati, sesungguhnya mereka itu hidup, tetapi kamu tidak dapat menyedarinya.

Oleh kerana itulah, bagi orang-orang yang beriman kepada Allah, orang-orang yang mati selalu dikatakan,

إِنَّالِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْن

(‘innalillahi wa ‘inna ‘ilaihi rāji’ūn)

yang bermaksud,

“Milik Allah kita semua, dan kepada Allah lah, kita semua kembali.”

Rupanya orang-orang yang beriman kepada Allah SWT memandang apapun yang berlaku dengan mata hati atau ūlil abṣār yang tersebut di QS Ali Imran [3]:13 pada waktu Perang Badar, di mana sesungguhnya yang memenangkan Perang Badar itu adalah Allah sendiri bukan kekuatan manusia. Jadi manusia tidak boleh dengan sombong mengatakan bahawa mereka telah membunuh.

Oleh kerana itulah, QS An Nisā’ [4]:157 langsung membalas kesombongan orang-orang Yahudi jahat itu dengan menyatakan syubbihalahum [nampaknya mereka orang-orang Yahudi jahat itulah lah yang melakukan pembunuhan Isa], tapi sebenarnya Allah lah yang berkuasa di balik pembunuhan Isa, kerana di QS Ali Imran [3]:55 Allah sendiri menyatakan bahawa Allah lah yang mewafatkan Isa bukan orang-orang Yahudi walaupun rupanya orang-orang Yahudi yang membunuh Isa.

3|55|إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَىٰ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۖ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

(Ingatlah) ketika Allah berfirman: “Wahai Isa! Sesungguhnya Aku akan mewafatkanmu dengan sempurna, dan akan mengangkatmu ke sisiKu, dan akan membersihkanmu dari orang-orang kafir, dan juga akan menjadikan orang-orang yang mengikutmu mengatasi orang-orang kafir, hingga ke hari kiamat. Kemudian kepada Akulah tempat kembalinya kamu, lalu Aku menghukum (memberi keputusan) tentang apa yang kamu perselisihkan.”

Bahkan Sayidina Isa sendiri ketika baru sahaja dilahirkan ke bumi ini sudah menerima takdir kematiannya (disebutkan di QS Maryam [19]:19).

Dan ketika baru sahaja lahir ke dunia ini, Isa langsung boleh bercakap,

“وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدتُّ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا”

wassalāmu ‘alayya yauma wulidttu wa yauma amūtu wa yauma ‘ub’aṡu hayyan

yang bermaksud,

“Dan segala keselamatan serta kesejahteraan dilimpahkan kepadaku pada hari aku diperanakkan dan pada hari aku mati, serta pada hari aku dibangkitkan hidup semula.”

Bagaikan hewan aqiqah atau hewan qurban dibunuh maka bagi manusia yang di qiqah, siksa akibat dosa-dosanya sudah terbayar kaffarah nya sebagai tebusan untuk menggantikan manusia yang berdosa tersebut dalam menanggung hukuman siksaannya. Oleh kerana itulah besyukurlah manusia yang di qiqah atas adanya aqiqah.

Di dalam Tarjamah Arab Kitab Injil disebutkan Nabi Yahya memanggil Nabi Isa, Kambing Allah atau Qurban Allah (baca Injil Surah Yahya 1:29) yang bak Kambing yang turun dari Langit yang menggantikan manusia yaitu putera Ibrahim. Kita semua adalah keturunan-keturunan Ibrahim bin Nuh.

Kalau sudah di qiqah, keadaan yang diqiqah tersebut murni dan fitri kembali kerana sudah terbayar kaffarah nya. Bagai ibadah haji badal dan pemotongan hewan sebagai tebusan atau kaffarah, kita yang sangat lemah ini hanya bersyukur bersyukur dan bersyukur kepada Allah SWT.

Ini adalah situs tentang Kitab Injil (Gospel). Dan ini BUKAN situs tentang Agama Kristen (Kekristenan). Saya membuat perbedaan ini karena beberapa alasan.

Pertama-tama, seperti yang saya jelaskan di Tentang Saya (About Me), Injil itu selalu diwahyukan oleh para Nabi yang telah mengubah hidup saya dan telah menarik minat saya. Kekristenan tidak pernah mempengaruhi saya dengan cara yang sama dan karenanya tidak pernah menarik minat untuk mempelajarinya seperti yang saya lakukan terhadap Injil. Dan karena saya hanya bisa menulis tentang apa yang telah menyentuh saya, saya membatasi situs ini hanya pada Injil (Taurat & Zabur – kitab-kitab suci yang disebut dalam Alkitab) seperti yang diwahyukan kepada para Nabi. Banyak situs web, ada yang bagus dan yang lainnya tidak begitu bagus, yang membahas Kekristenan dan jika itu adalah minat khusus Anda, saya sarankan untuk googling ‘kekristenan’ dan mengikuti tautan tersebut.

Mungkin Anda bertanya-tanya tentang perbedaan antara keduanya. Anda mungkin menganggapnya sama dengan perbedaan antara menjadi seorang Arab dan menjadi seorang Muslim. Kebanyakan orang di Barat berpikir bahwa keduanya sama, yaitu semua orang Arab adalah Muslim dan semua Muslim adalah orang Arab. Tentu  saja ada banyak tumpang tindih dan pengaruh antara keduanya. Budaya dan kebiasaan Arab sangat dipengaruhi oleh Islam, dan karena Nabi Muhammad SAW dan Sahabat-sahabatnya dan penerusnya adalah orang Arab, memang benar bahwa lingkungan Arab melahirkan dan memelihara Islam. Dan hari ini Alquran paling baik dibaca dan dipahami dalam bahasa Arab. Namun, ada banyak Muslim yang bukan Arab dan ada banyak orang Arab yang bukan Muslim. Ada tumpang tindih dan saling mempengaruhi satu sama lain – tapi keduanya tidak sama.

Begitu juga dengan Injil dan Kekristenan. Ada banyak hal, kepercayaan dan praktik dalam agama Kristen yang bukan bagian dari Injil. Misalnya, ada perayaan Paskah dan Natal yang terkenal itu. Dua perayaan tersebut mungkin adalah representasi paling terkenal tentang Agama Kristen. Dan festival ini mengenang kebangkitan dan kelahiran Nabi Isa al Masih (Yesus Kristus – AS), yang merupakan nabi utama dalam Injil. Tapi tidak ada pesan Injil, atau di dalam kitab Injil, tentang referensi atau perintah (atau apapun) yang harus dilakukan dengan perayaan ini. Saya menikmati merayakan festival ini – tapi begitu juga banyak teman saya yang sama sekali tidak tertarik dengan Injil. Sebenarnya, sekte-sekte Kristen memiliki hari yang berbeda dalam tahun di mana mereka merayakan festival ini. Sebagai contoh lain, Injil mencatat bahwa Isa al Masih (A.S) menyapa murid-muridnya dengan ‘Damai sejahtera bersama Anda’ (yaitu Assalaam mu alaikum), meskipun orang Kristen saat ini tidak menggunakan sapaan itu.

Saat magrib pada hari itu juga, yaitu hari pertama minggu itu, ketika semua pintu di tempat para pengikut Isa berada telah dikunci sebab mereka takut kepada orang-orang Israil, tiba-tiba Isa datang dan berdiri di tengah-tengah mereka. Lalu, sabda-Nya kepada mereka, “Damai bagimu!” (Assalaamu alaikum) !”

(Yahya 20:19)

Baik dengan festival, gereja, gambar-gambar (seperti patung-patung di gereja) ada banyak, baik dan buruk, yang berkembang setelah Injil diwahyukan oleh Isa al Masih (A.S.), yang telah ditarik ke dalam Kekristenan.

Jadi meskipun ada banyak tumpang tindih antara keduanya – tapi tidaklah sama. Sebenarnya, di dalam keseluruhan Alkitab (Bible) kata ‘Kristen’ disebutkan hanya tiga kali, dan ketika pertama kali disebutkan yaitu ketika penyembah berhala pada hari itu menemukan kata itu sebagai nama mereka untuk ‘murid’ Isa al Masih.

Setelah bertemu dengan Saʼul, diajaknyalah ia ke Antiokhia. Setahun lamanya mereka tinggal bersama jemaah di situ dan mengajar banyak orang. Di Antiokhia itulah pertama kalinya orang-orang yang mengikuti ajaran Isa disebut Pengikut Al-Masih. (Kristen)

(Kisah Para Rasul 11:26)

Orang-orang di Antiokhia pada saat itu menyembah banyak tuhan dan ketika murid-murid Isa datang mengikuti ajaran beliau mereka disebut “orang Kristen” oleh orang-orang ini. Istilah dan konsep dalam Taurat, Zabur dan Injil (yaitu Alkitab) yang umum digunakan untuk menggambarkan Injil adalah ‘Jalan’ dan ‘Jalan Lurus’; dan orang-orang yang mengikuti Injil disebut ‘Orang Percaya (Beriman)’, ‘Murid’, ‘Pengikut Jalan’, yaitu mereka yang “tunduk kepada kebenaran Tuhan”.

Saya yakin bahwa setiap orang seharusnya memiliki kesempatan untuk memahami Injil. Untuk itu saya juga memiliki blog / situs lain untuk orang Barat sekuler – meerka yang berasal dari budaya di kalangan saya – di www.considerthegospel.org . Tapi situs itu membahas banyak pertanyaan yang telah dijawab oleh orang-orang beriman kepada Allah (seperti “Apakah ada Tuhan?”). Karena ada begitu banyak sejarah dan dasar umum antara Injil dan Islam, dengan banyak ketidaksetujuan muncul terutama karena kurangnya kesempatan untuk mendapatkan pemahaman, dan karena saya memiliki kesempatan istimewa memiliki begitu banyak teman Muslim yang baik membimbing saya untuk memahami Qur’an dan Hadits, sementara saya pada gilirannya membantu mereka mendapatkan pemahaman tentang Injil, saya pikir saya akan meluncurkan situs ini. Insyaallah itu akan membantu orang beriman mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang semua yang telah diucapkan para Nabi. Dan itu akan terus mengubah hidup dengan cara yang damai namun dramatis seperti yang diajarkan Isa al Masih sejak dahulu tentang kekuatan Jalan Yang Benar (Lurus).

Karena kita tahu bahwa Injil diwahyukan oleh Nabi Isa al Masih (A.S), dan mereka yang takut kepada Allah ingin mengetahui dan memahami semua yang telah diucapkan para Nabi, kita tinggalkan kontroversi Kekristenan di tempat lain dan untuk orang lain. Injil layak dipahami tanpa komplikasi Kekristenan. Saya pikir Anda akan menemukan, seperti yang telah saya temukan, bahwa Injil akan menjadi menarik dan cukup menantang bagi kita atas dasar itu.

Assalaamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatu. Situs ini tentang Injil, yang juga dikenal sebagai Kitab Injil (Gospel). Injil secara harfiah berarti ‘Kabar Baik’ dan ‘Kabar ini’ adalah pesan yang sedikit banyak pasti telah mempengaruhi hidup Anda. Pada puncak Kekaisaran Romawi, ‘Kabar Baik’ ini merevolusi dunia Eropa, Timur Tengah, Asia dan Afrika. ‘Khabar ini’ yang sangat begitu mengubah dunia pada saat itu sedemikian hingga kehidupan kita hari ini, entah kita sadari atau tidak, telah terpengaruh secara mendalam oleh ‘Khabar ini’. Injil menyebabkan terciptanya buku-buku, kata-kata, tanda baca, huruf besar dan kecil, universitas, rumah sakit dan bahkan panti asuhan pertama kali didirikan oleh orang-orang karena mereka mengerti bagaimana ‘Kabar Baik’ seharusnya mempengaruhi masyarakat. Kabar Baik ini menyebabkan terbebasnya masyarakat di seluruh dunia yang, sampai dampak Injil telah mengubahnya dengan cara damai, telah tertahan di cengkeraman Kekaisaran Romawi yang memerintah dengan tangan besi dan korup sama seperti para diktator zaman sekarang.

Dan ketika Nabi Muhammad SAW mengungkapkan Alquran, dia mengacu pada Injil dengan penuh penghormatan. Seperti yang akan kita lihat di berbagai pos di situs ini, beliau dan para sahabat merujuk dengan penuh penghormatan terhadap Kitab-Kitab suci sebelumnya (Taurat, Zabur dan Injil). Dan jika Nabi Muhammad SAW adalah contoh panutan bagi seseorang, apakah seseorang juga tidak terbiasa mengenal dengan Kitab-Kitab Suci yang sama ini?

Bagaimanapun semuanya telah berubah zaman sekarang. Kata Injil (atau Gospel) biasanya tidak menyematkan kabar baik ke dalam pikiran kita. Banyak yang berpandangan atau mengasosiasikannya dengan Agama Kristen yang identik dengan Barat. Dan pandangan itu tidak benar – ini untuk semua orang yang percaya kepada Allah. Injil berasal dari Timur Tengah, bukan dari Barat.

Bukan berarti mereka yang bukan orang Kristen menentang Injil, tapi mungkin itu agaknya tidak masuk akal. Kita bertanya-tanya, di zaman sekarang, apakah Injil digantikan oleh wahyu selanjutnya. Juga kita kadang bertanya-tanya apakah sudah tidak asli lagi. Dan dengan segala kesibukan, kita tidak punya waktu atau kesempatan untuk mempertimbangkan dengan benar ‘Kabar Baik’ ini. Jadi teladan untuk mempelajari Kitab Suci (termasuk Injil) telah diabaikan oleh orang-orang Yahudi, Muslim, dan bahkan kebanyakan orang Kristen. Dengan pertimbangan bahwa Tuhan yang sama yang akan menghakimi kita semua, adalah bijaksana untuk mengingat  Kitab-Kitab tersebut sebagaimana mengatakan kepada kita bahwa Allah melihat segala sesuatu dan menyimpannya untuk Hari Penghakiman (Pembalasan).

Itulah sebabnya saya menempatkan situs ini bersama – untuk memberi kita kesempatan untuk mengerti, mungkin untuk pertama kalinya, mengapa pesan Injil adalah ‘Kabar Baik’. Dan situs ini juga akan memberi kesempatan untuk mendiskusikan pertanyaan yang kita miliki tentang Injil. Jika ini adalah pertama kalinya Anda di sini, Anda mungkin ingin pergi ke Tentang Saya About Me dimana saya menceritakan kisah tentang bagaimana Injil menjadi relevan bagi saya. Insyaallah saya harap Anda akan melihat-lihat, meluangkan waktu untuk menilai, dan ambil bagian dalam mempertimbangkan ‘Kabar Baik’ dari Kitab Injil.

skype system

Skype is free and it allows you to talk from one to several people at once while everyone can see a computer screen, enabling people to read and discuss together from anywhere.  I have started using Skype with friends around the world where we explore key verses together from alkitab from my computer screen.  We take turns reading, giving people the chance to investigate alkitab so they can be informed about it, while practicing English reading and pronunciation.

I thought I would make this available to others who would like to try this to investigate the Bible and practice their English in this way.  (I can also do this in French and Swedish if someone prefers one of these languages.)  For you to do this you need a regular skype account (which is free).  If you do not have a skype account please click here to register and then download skype on your computer, tablet or phone.

Please fill in the form below with your Skype Name so we can become Skype Contacts.  When you submit the form I will send you a skype request to become a contact and determine a time convenient for everyone to hold a Skype session to read, explore and discuss verses from alkitab, allowing you to improve your understanding of it (and improve your English).

—————————————————————————————————————-

Skype Formulir Kontak

[contact-form-7 id=”35″ title=”Skype”]

______________________________________________________________________