Skip to content

Mengapa Isa (AS) berbicara dalam bahasa Aram sedangkan Injil ditulis dalam bahasa Yunani?

Bukankah itu seperti Al-Qur’an yang datang dalam bahasa Cina meskipun Nabi (SAW) berbicara bahasa Arab?

Ini adalah pertanyaan yang bagus, dan mungkin ada satu lagi yang menyertainya. Mungkin kita juga bertanya-tanya apakah hal ini juga meniadakan atau bertentangan dengan gagasan bahwa Allah mengilhami Injil. Sebab bagaimanapun juga, cara ini berbeda dengan bagaimana Al-Qur’an diturunkan. Jadi, mari kita bahas ini dalam beberapa langkah.

Pertama, analogi dengan bahasa Cina dan Arab sebenarnya tidak terlalu akurat. Tidak ada hubungan historis yang nyata antara Cina dan Arab. Oleh karena itu, menyampaikan buku dalam bahasa Mandarin kepada masyarakat Arab hanya akan menghasilkan omong kosong belaka.

Tidak diragukan lagi Allah mempunyai kuasa untuk melakukan hal tersebut secara ajaib. Namun, hal ini justru menghasilkan sebuah kitab yang tidak dapat dipahami oleh siapa pun – bahkan oleh Nabi (SAW) sendiri. Maka, pesan dari Kitab itu akan menjadi sia-sia. Orang-orang akan mengabaikannya (karena mereka tidak memahaminya) dan pada akhirnya orang-orang akan segera melupakannya. Bukan, pesan kenabian, jika ingin benar-benar berdampak pada masyarakat (dan inilah tujuan dari pengutusan seorang Nabi) harus bisa dipahami oleh masyarakat tersebut.

Mengapa Al-Qur’an dalam bahasa Arab

Maksud di balik turunnya Al-Qur’an adalah untuk memberikan peringatan dalam bahasa Arab. Ayat berikut memberitahu kita bahwa:

2Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Quran berbahasa Arab, agar kamu mengerti.
Surat 12:2 Yusuf

37Dan demikianlah Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Sekiranya engkau mengikuti keinginan mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka tidak ada pelindung dan penolong bagimu terhadap (siksaan) Allah.
Surah 13:37 (Ar-Ra’d)

7Dan demikianlah Kami wahyukan Al-Qur’an kepadamu dalam bahasa Arab, agar engkau memberi peringatan kepada penduduk ibukota (Mekah) dan penduduk negeri-negeri sekitarnya, serta memberi peringatan tentang hari berkumpul (Kiamat) yang tidak diragukan adanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk neraka.
Surah 42:7 (Asy-Syura)

3Kami telah menjadikannya sebagai Al-Qur’an dalam bahasa Arab, agar kamu dapat memahami dan memperoleh hikmah.
Surah 43:3 (Az-Zukhruf)

Komentar Yusuf Ali pada ayat 7 Surat 42 Asy-Syura (Konsultasi) menyatakan bahwa ‘ibu kota’ yang dimaksud adalah Kota Mekah, dan bahwa “Inti dari keberadaan Al-Qur’an dalam bahasa Arab adalah agar Al-Qur’an menjadi jelas dan dapat dipahami oleh orang-orang yang melaluinya dan di antara mereka hal itu diumumkan” (#4533). Maka, tujuan diturunkannya adalah untuk memberikan peringatan – khususnya kepada masyarakat Arab, terutama mereka yang tinggal di Mekah. Dan agar peringatan itu sampai dengan efektif, wahyu tersebut harus disampaikan dalam bahasa Arab.

Mengapa Injil dalam bahasa Yunani

Injil adalah pesan yang ditunjukan bukan hanya untuk orang Yahudi, tetapi untuk seluruh umat manusia. Pada masa Nabi Isa Al-Masih (Isa AS), dunia pada dasarnya berbahasa Yunani. Hal ini terjadi karena penaklukan Alexander Agung sekitar tiga ratus tahun sebelumnya, yang menyebabkan bahasa Yunani menjadi bahasa umum di banyak wilayah.

Analogi kasarnya dapat ditemukan pada masa kini dengan bahasa Inggris. Karena pengaruh kekuasaan kolonial Inggris Raya di masa lalu, bahasa internasional dunia saat ini adalah bahasa Inggris. Negara besar seperti Amerika Serikat mengadopsi bahasa Inggris karena warisan dari Inggris Raya. Maka, bahasa Inggris kini hampir bersifat universal. 

Orang-orang Yahudi pada masa itu dengan penuh semangat mengadopsi bahasa Yunani sehingga sebagian besar menguasai dua bahasa. Faktanya, orang-orang Yahudi sangat banyak berbicara bahasa Yunani sehingga mereka menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa Yunani sekitar 200 tahun sebelum Isa Al-Masih (AS). Terjemahan ini dikenal sebagai Septuaginta ( baca tentang ini di sini ). Septuaginta digunakan secara luas, baik oleh orang Yahudi maupun non-Yahudi pada masa itu. Oleh karena itu, orang-orang lebih banyak membaca Kitab Suci dalam bahasa Yunani daripada bahasa Ibrani pada zaman Isa Al-Masih (AS).

Isa Al-Masih (AS) kemungkinan besar juga dapat berbicara dalam bahasa Yunani, karena kita menemukan dalam Injil beberapa kali orang-orang Yunani dan Romawi non-Yahudi berbicara dengannya. Namun, kepada para murid-nya (para sahabat), Ia kemungkinan besar berbicara dalam bahasa Aram, karena itu merupakan bahasa sehari-hari orang Yahudi di wilayah Galilea pada masa itu.

Pengaruh Yunani yang Meluas

Namun, para penulis Injil jelas menguasai dua bahasa dan fasih berbahasa Yunani. Matius, contohnya, ia adalah seorang pemungut pajak yang sering bekerja dengan orang Romawi berbahasa Yunani. Lukas adalah orang Yunani, sehingga bahasa Yunani adalah bahasa pertamanya. Yohanes Markus berasal dari Yerusalem (Al-Quds), dan sebagai seorang Yahudi di wilayah itu, ia juga berbahasa Yunani. Sementara itu, Yohanes berasal dari keluarga kaya (berpendidikan), sehingga ia pun berbicara bahasa Yunani dengan lancar.

Mereka menyebarkan pesan Injil ke dunia. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa dunia pada masa itu dapat memahaminya, mereka menulis dalam bahasa Yunani. Karena Taurat dan Zabur memperjelas Injil (lihat tanda-tanda Injil dalam Al-Qur’an) para penulis Injil sering mengutip dari Taurat/Zabur. Ketika mereka melakukannya, mereka mengutip dari Septuaginta (Taurat/Zabur dalam bahasa Yunani). Kita tahu dari sejarah bahwa pesan ini memang menyebar ke seluruh dunia Timur Tengah yang berbahasa Yunani. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang hampir mengharapkan pembacaan kitab suci dalam bahasa Yunani pada waktu itu.

Petunjuk yang Dijanjikan untuk Penulisan Injil

Jadi, ini menjawab pertanyaan ”mengapa Injil ditulis dalam bahasa Yunani”. Namun, pertanyaan berikutnya adalah: Apakah Allah masih dapat mengilhami para penulis Injil, meskipun mereka menuliskannya dalam bahasa Yunani, sedangkan Nabi Isa Al-Masih (AS) berbicara dalam bahasa Aram?. Isa Al-Masih (AS) sendiri telah berjanji bahwa Allah akan mengirimkan petunjuk kepada mereka. Bacalah kutipan ini dari diskusi pribadinya dengan murid-muridnya yang dicatat dalam Injil Yohanes. (Anda dapat membaca keseluruhan pembahasannya dengan mengklik di sini.)

15”Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. 16Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, 17yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. 25Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; 26tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”

Yohanes 14;15-17, 25-26

27Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. 13dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.

Yohanes 14:27, 13

Jadi, janjinya adalah bahwa Penasihat, Roh kebenaran, akan membimbing mereka dalam tulisan mereka. Dia akan bersaksi kepada mereka sehingga apa yang mereka tulis itu benar.

Injil menjelaskan hal ini lebih lanjut:

16Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

2 Timotius 3:16

Intinya di sini adalah Allah sendiri yang menjanjikan petunjuk dan inspirasi atas apa yang mereka tulis. Dengan demikian, Tuhan akan menghembuskan kata-kata yang mereka tulis sehingga pesannya akan aman dan dapat dipercaya – diilhami oleh Allah.

Tuhan Yang Berdaulat Memilih Jalan-Nya

Jadi cara Allah menurunkan Injil dan memberitahukannya memang berbeda dengan cara diturunkannya Al-Qur’an. Namun, apakah hal tersebut menjadikannya salah, kurang sempurna, atau ketinggalan jaman? Kita perlu menyadari bahwa Allah mempunyai hak dan kekuasaan untuk melakukan berbagai hal dengan cara yang berbeda. Nabi Musa (AS) menerima Perintah di Gunung Sinai ketika Allah menulis di loh batu. Apakah itu berarti bahwa semua nabi di kemudian hari juga harus menerima pesan dari-Nya melalui loh batu? dan hanya di Gunung Sinai? Karena nabi pertama adalah orang Yahudi, apakah berarti semua nabi harus orang Yahudi? Karena Nabi Nuh (AS) memperingatkan akan datangnya kiamat dengan air, apakah itu berarti semua hukuman Allah menggunakan air? 

Jawabannya jelas: tidak.

Allah mempunyai kekuasaan dan hak, sesuai dengan kedaulatan-Nya, untuk memilih siapa pun yang Dia kehendaki sebagai nabi, menentukan bentuk wahyu, dan memilih cara penyampaiannya sesuai rencana-Nya. Bagian kita adalah memutuskan apakah pesan tersebut benar-benar dari-Nya atau tidak. Karena Al-Qur’an sendiri menyatakan bahwa Allah mengilhami Injil , dan Isa (AS) menjanjikan inspirasi dan bimbingan yang sama, maka akan sangat tidak bijak jika kita meragukannya hanya karena cara penyampaianya berbeda,

Ringkasan

Murid-murid Isa menulis dalam bahasa Yunani agar dunia memahami pesan mereka. Allah menjanjikan bimbingan dan inspirasi kepada para murid ketika mereka menulis Injil. Al-Qur’an menegaskan hal ini dengan menyatakan bahwa ia diilhami. Metode wahyu ini berbeda dengan Al-Qur’an. Namun kita tidak berhak mengatakan kepada Allah batasan-batasan-Nya. Sepanjang sejarah, Dia telah menggunakan berbagai nabi, bahasa, dan metode untuk menyampaikan pesan-Nya kepada umat manusia.

11 thoughts on “Mengapa Isa (AS) berbicara dalam bahasa Aram sedangkan Injil ditulis dalam bahasa Yunani?”

  1. See there is the problem. The Holy Quran only speaks of the Gospel. NOT THE GOSPELS. And there you see Gospel according to, Luke, Mathew, Mark,John,….But the Holy Quran only talks about the Gospel according to Jesus PHUM.What you have written in your reply is not answering my question.It is just beating around the bush.Please say it, there is no Original Bible according to Jesus.And Jesus PBUH was not Greek.Is it so hard to accept.

  2. Assalam Allaikum bro,
    you should know that bible was writen(recorded) 40 years after jesus’s death,and mostly with people whom never meet,the prophet of Allah,like paul,who is believed to come from turkey and today we find most of his words being taken as the core for the christian faith,
    and because of this the modern day bible is corrupted.

    1. Salaam Rajab
      You have a very good comment. And I would not dispute with you that much of what Paul wrote is core to Christianity. But if you notice on my page ‘What this site is NOT about’ This site is not about Christianity. I want to unlock the mystery of the Injil. And I agree that one should not start with Paul. But where to start? I have put my thoughts on this question at https://al-injil.net/blog/2012/06/26/did-paul-or-other-writers-of-the-books-in-new-testament-corrupt-the-injil/. Insha’allah this will be helpful for all who want to find the Straight Way.

    1. Hello Valzsaints
      That is a very good question. I think to answer it properly though I will need to write a ‘Common Question’ article. So insha’allah I will have an article on this question in a week or so.
      Allah’s blessings

    2. Hello Valzsaints
      That is a very good question. I think to answer it properly though I will need to write a ‘Common Question’ article. So insha’allah I will have an article on this question in a week or so.
      Allah’s blessings

  3. Why did Isa (PBUH) speak in Aramaic while the Gospels were written in Greek?
    ‘Isa spoke in Aramaic
    Jezus narrative in HEBREW ( litle ) and more partly in GREEC
    that are differentiating THAT ‘Isa IS NOT JEZUS,,,, !!!!

    1. HI Soepandinata

      Thanks for your comment. But I am not sure what you mean. Are you saying that Isa al Masih is not Jesus Christ (pbuh)? That would make little sense from any point-of-view. The Isa spoken of in Quran is the same Jesus in the al kitab. Both are known to have been born of a virgin. How many others in history could that be? Both did miracles, both were prophets. Questions as to whether the al kitab or the quran accurately represents him has been raised by all people (including atheists etc.) but no one thinks they are talking about different people. Now, the fact that Isa al Masih (pbuh) spoke one language and the gospels were written in another is not a real difficulty. As I show in my article in the Counsellor, Isa promised that his disciples would receive guidance when they wrote down his words.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *