Surat Al-Balad [90] mengacu pada saksi seluruh kota dan Surah An-Nasr [110] membayangkan kerumunan orang yang datang untuk menyembah Tuhan yang sejati.
Aku bersumpah dengan negeri ini (Mekah),dan engkau (Muhammad), bertempat di negeri (Mekah) ini,
Surat Al-Balad 90: 1-2
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat
Surat An-Nasr 110: 1-3
Tepat lima puluh hari setelah kebangkitan Isa Al-Masih (AS), visi yang ditangkap dalam Surat Al-Balad dan Surat An-Nasr terjadi. Kota itu adalah Yerusalem, dan para murid Isa Al-Masih adalah orang-orang bebas yang menjadi saksi kota itu, tetapi Ruh ALLAH yang bergerak di antara orang banyak di kota itulah yang menyebabkan perayaan, pujian dan pengampunan. Hari itu juga dapat kita alami hari ini, yang kita pelajari ketika kita memahami sejarah dari hari yang unik ini.
19 *Sebab itu, pergilah, jadikanlah semua suku bangsa pengikut-Ku dan permandikanlah mereka dalam nama Sang Bapa, Sang Anak, dan Ruh Allah Yang Mahasuci.
20 Ajarlah mereka menaati segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu dan ingatlah, Aku menyertai kamu sampai kesudahan zaman.”
Dia berjanji akan selalu bersama mereka, namun dia meninggalkan mereka tak lama setelah itu ketika dia naik ke surga. Bagaimana mungkin dia masih bersama mereka (dan juga bersama kita) setelah dia naik?
Jawabannya ada pada apa yang terjadi beberapa saat kemudian. Pada perjamuan makan malam tepat sebelum penangkapannya, dia telah berjanji akan datangnya Penolong. Lima puluh hari setelah kebangkitannya (dan 10 hari setelah kenaikannya) janji ini terpenuhi. Hari ini disebut Hari Pentakosta atau Minggu Pentakosta. Ini merayakan hari yang luar biasa, tetapi bukan hanya apa yang terjadi hari itu tetapi kapan dan mengapa itu terjadi yang mengungkapkan tanda Allah, dan anugrah yang kuat untuk Anda.
Apa yang terjadi pada hari Pentakosta
Peristiwa lengkap dicatat dalamKitab Kisah Para Rasul pasal 2 dari Alkitab. Pada hari itu, Roh Kudus turun kepada pengikut pertama Isa Al-Masih (AS) dan mereka mulai berbicara dengan suara keras dalam bahasa-bahasa dari seluruh dunia. Itu menimbulkan keributan sehingga ribuan orang yang berada di Yerusalem pada waktu itu keluar untuk melihat apa yang terjadi. Di depan orang banyak yang berkumpul, Petrus mengucapkan pesan Injil pertama dan “Pada hari itu jumlah umat beriman bertambah kira-kira tiga ribu orang” (Kisah Para Rasul 2:41). Jumlah pengikut Injil telah berkembang sejak hari Minggu Pentakosta itu.
Ringkasan Pentakosta ini tidak lengkap. Karena, sama seperti peristiwa-peristiwa Nabi lainnya, Pentakosta terjadi pada hari yang sama dengan Festival yang telah dimulai Taurat di masa Nabi Musa (AS).
Tepatnya 50 hari setelah ‘Buah Sulung’ hari Minggu Taurat mengharuskan orang-orang Yahudi untuk merayakan Pentakosta (‘Pente’ untuk 50 tahun). Ini awalnya disebut Perayaan Minggu-minggu karena terhitung selama tujuh minggu. Orang Yahudi telah merayakan Perayaan Minggu-minggu selama 1500 tahun pada saat Nabi Isa Al-Masih (AS). Alasan mengapa adanya orang-orang dari seluruh dunia untuk mendengar pesan Petrus pada hari Roh Kudus turun ke Yerusalem adalah karena mereka benar-benar ada di sana untuk merayakan Pentakosta Taurat. Saat ini orang Yahudi terus merayakan Pentakosta tetapi menyebutnya Shavuot.
Kita membaca dalam Taurat bagaimana Perayaan Minggu-minggu akan dirayakan:
16 Sesudah tiba pada hari Sabat ketujuh, hitunglah lima puluh hari lagi, kemudian persembahkanlah persembahan bahan makanan yang baru untuk memuliakan Allah.
17 Dari tempat-tempat tinggalmu bawalah dua buah roti persembahan unjukan yang dibuat dari dua persepuluh efa tepung terbaik dan yang dibakar dengan ragi sebagai roti hasil pertama untuk dipersembahkan kepada Allah.
Peristiwa-peristiwa Injil terjadi tepat pada tiga Perayaan Musim Semi Taurat
Pentakosta: Penolong memberi Kekuatan Baru
Dalam menjelaskan tanda-tanda kedatangan Roh Kudus, Petrus menunjuk pada nubuat dari nabi Yoel yang meramalkan bahwa suatu hari Roh Allah akan mencurahkan ke atas semua orang. Peristiwa-peristiwa hari Pentakosta itu telah menggenapi nubuat.
Salah satu alasan mengapa Injil adalah ‘kabar baik’ yaitu Injil memberikan kekuatan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Hidup sekarang adalahpersatuan antara Allah dan manusia. Persatuan ini terjadi melalui berdiamnya Roh Allah – yang dimulai pada hari Minggu Pentakosta dari Kisah Para Rasul 2. Ini adalah Kabar Baik bahwa kehidupan sekarang dapat dijalani pada tingkat yang berbeda, dalam hubungan dengan Allah melalui Roh-Nya. Roh Kudus memberi kita bimbingan batin sejati – bimbingan dari Allah. Injil menjelaskannya seperti ini:
13 Di dalam Al-Masih itu pun kamu telah disegel dengan Ruh Allah yang dijanjikan-Nya ketika kamu mendengar firman kebenaran, yaitu Injil yang menyelamatkan kamu, dan ketika kamu percaya.
14 Ruh Allah adalah jaminan warisan kita sampai kita memperoleh penebusan yang menjadikan kita milik Allah untuk memuji kemuliaan-Nya.
11 *Jika Ruh Dia, yang telah membangkitkan Isa dari antara orang mati, ada dalam dirimu, maka Dia, yang telah membangkitkan Isa Al-Masih dari antara orang mati itu, akan menghidupkan juga tubuhmu yang dapat mati itu oleh Ruh-Nya yang ada di dalam dirimu.
23 *Bukan mereka saja, melainkan juga kita, yang telah memperoleh buah sulung Ruh, mengerang dalam hati sementara kita menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu penebusan tubuh kita.
Ruh Allah yang tinggal di dalam adalah buah sulung yang kedua, karena Ruh adalah rasa pendahuluan – suatu jaminan – untuk menyempurnakan perubahan wujud kita menjadi ‘anak-anak Allah’.
Injil menawarkan kehidupan baru bukan dengan berusaha-tetapi-gagal untuk menaati Hukum. Juga bukan kehidupan yang bergelimang dengan harta, status, kekayaan, dan semua kesenangan lain yang berlalu di dunia ini, yang telah ditemukan Sulaiman begitu kosong. Sebaliknya, Injil menawarkan kehidupan yang baru dan berlimpah dengan berdiamnya Roh Allah di dalam hati kita. Jika Allah menawarkan untuk bersemayam, memberdayakan dan membimbing kita – itu pasti Kabar Baik! Pentakosta Taurat, dengan perayaan roti yang dipanggang dengan ragi, menggambarkan kehidupan yang berkelimpahan ini. Presisi antara Pentakosta Lama dan Baru adalah sebuah tanda yang jelas bahwa ini adalah rencana Allah bagi kita untuk memiliki kehidupan yang berkelimpahan.
Kita telah membahas minggu terakhir nabi Isa Al-Masih (AS). Injil mencatat bahwa iadisalibkan pada Hari 6 – Jumat Agung, dan iadibangkitkan kembali pada hari Minggu berikutnya. Ini diramalkan baik dalam Taurat dan Zabur dan para Nabi. Tetapi mengapa ini terjadi dan apa artinya bagi Anda dan saya hari ini? Di sini kita berusaha memahami apa yang ditawarkan oleh Nabi Isa Al-Masih, dan bagaimana kita dapat menerima belas kasihan dan pengampunan. Ini akan membantu kita bahkan memahami tebusan Ibrahim yang dijelaskan dalam Surat As-Saffat [37], Surat al Fatihah [1] ketika meminta kepada Allah untuk ‘menunjukkan kita ke Jalan Yang Lurus’, serta memahami mengapa ‘Muslim’ berarti ‘orang yang berserah diri’, dan mengapa ketaatan beragama seperti berwudhu, zakat dan makan makanan yang halal adalah baik tetapi tidak mencukupi untuk Hari Penghakiman.
Berita Buruk – apa yang para nabi katakan tentang hubungan kita dengan Allah
Taurat mengajarkan bahwa ketika Allan menciptakan manusia Dia
27 Maka, Allah menciptakan manusia menurut citra-Nya. Menurut citra-Nya, Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan.
“Gambar” tidak dimaksudkan dalam arti fisik, melainkan bahwa kita dibuat untuk mencerminkan Dia dalam cara kita berfungsi secara emosional, mental, sosial dan spiritual. Kita diciptakan untuk berada dalam hubungan dengan-Nya. Kita dapat menggambarkan hubungan ini di slide di bawah ini. Sang Pencipta, sebagai penguasa tanpa batas, ditempatkan di bagian atas sementara pria dan wanita ditempatkan di bagian bawah slide karena kita adalah makhluk yang terbatas. Hubungan ditunjukkan oleh panah penghubung.
Diciptakan dalam gambar-Nya, manusia diciptakan untuk berhubungan dengan Sang Pencipta
Allah itu sempurna dalam karakter – Dia Maha Suci. Karena hal ini Zabur berkata
5 Engkau bukanlah Tuhan yang berkenan akan kefasikan.
Orang jahat tidak dapat tinggal di hadirat-Mu.
6 Orang yang memegahkan diri tidak akan tahan di depan mata-Mu.
Engkau membenci semua orang yang berbuat jahat.
Adam melakukan satu perbuatan ketidaktaatan – hanya satu – dan Kesucian Allah menuntutnya untuk menghakimi. Taurat dan Al Qur’an mencatat bahwa Allah menjadikannya manusia dan mengusirnya dari hadhirat-Nya. Situasi yang sama ada untuk kita. Ketika kita berbuat dosa atau tidak taat dengan cara apa pun kita tidak menghormati Allah karena kita tidak bertindak sesuai dengan gambaran kita yang diciptakan. Hubungan kita terputus. Ini menghasilkan penghalang sekokoh dinding batu diantara kita dan Sang Pencipta.
Dosa kita menciptakan penghalang yang kuat antara kita dan Allah yang Maha Suci
Menusuk Penghalang Dosa dengan Keta’atan Keagamaan
Banyak dari kita mencoba untuk menembus penghalang antara kita dan Allah ini dengan perbuatan keagamaan atau pekerjaan yang menghasilkan cukup banyak kepatutan untuk menghancurkan penghalang itu. Doa, puasa, haji, pergi ke masjid, zakat, sedekah adalah cara-cara yang kita upayakan untuk mendapatkan pahala untuk menembus penghalang seperti digambarkan berikut. Harapannya adalah pahala keagamaan akan menghapuskan beberapa dosa. Jika banyak perbuatan kita menghasilkan pahala yang cukup, kita berharap untuk menghapuskan semua dosa kita dan menerima belas kasihan dan pengampunan.
Kita mencoba untuk menembus penghalang ini dengan melakukan perbuatan baik untuk mendapatkan pahala di hadapan Allah
Tetapi berapa banyak pahala yang kita butuhkan untuk menghapuskan dosa? Apa jaminan kita bahwa perbuatan baik kita akan cukup untuk menghapuskan dosa dan menembus penghalang yang telah terjadi di antara kita dan Sang Pencipta? Apakah kita tahu jika upaya kita untuk niat baik akan cukup? Kita tidak memiliki jaminan dan karenanya kita berusaha melakukan sebanyak yang kita bisa dan berharap itu akan cukup pada Hari Penghakiman.
Bersamaan dengan perbuatan untuk mendapatkan pahala, upaya-upaya untuk niat baik, banyak dari kita bekerja keras untuk tetap bersih. Kita rajin melakukan wudhu sebelum shalat. Kita bekerja keras untuk menjauh dari orang-orang, perbuatan-perbuatan dan makanan yang membuat kita tidak bersih. Tetapi nabi Yesaya mengungkapkan bahwa:
6 Kami semua seperti orang najis,
dan segala kebenaran kami seperti kain cemar.
Kami semua layu seperti daun,
dan kesalahan-kesalahan kami menerbangkan kami
seperti angin.
Nabi memberi tahu kita bahwa bahkan jika kita menghindari segala sesuatu yang membuat kita tidak suci, dosa-dosa kita akan membuat ‘tindakan benar’ kita sama tidak bergunanya dengan ‘kain kotor’ dalam membuat kita bersih. Itu berita buruk. Dan bertambah buruk.
“Kematian” secara harfiah berarti ‘pemisahan’. Ketika jiwa kita terpisah dari tubuh kita, kita mati secara fisik. Demikian pula kita sekarang bahkan terpisah dari Allah secara rohani dan mati serta najis di hadapan-Nya.
Ini mengungkapkan masalah dari harapan kita dalam mendapatkan jasa untuk menebus dosa. Masalahnya adalah bahwa upaya keras, pahala, niat baik, dan perbuatan kita, meskipun tidak salah, tidak cukup karena pembayaran yang diperlukan (‘upah’) untuk dosa-dosa kita adalah ‘kematian’. Hanya kematian yang akan menembus tembok ini karena itu memenuhi keadilan Tuhan. Upaya kita untuk mendapatkan pahala seperti mencoba menyembuhkan kanker (yang berakibat kematian) dengan makan makanan halal. Makan makanan halal itu tidak buruk, itu baik – dan seharusnya makan makanan yang halal – tetapi itu tidak akan menyembuhkan kanker. Untuk kanker Anda membutuhkan perawatan yang sama sekali berbeda yaitu yang mematikan sel kanker.
Jadi, bahkan dalam upaya dan niat baik kita untuk menghasilkan ketaatan keagamaan kita sebenarnya mati dan najis sebagai mayat di hadapan Sang Pencipta.
Dosa kita menghasilkan kematian – Kita seperti mayat yang najis di hadapan Allah
Ibrahim ditunjukkan Jalan Lurus – Dia hanya mempercayai Janji Tuhan dan Tuhan Menyediakan pembayaran kematian untuk dosa
Al-Quran berbicara tentang ini dalam Surat As-Saffat [37] di mana dikatakan:
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,”Selamat sejahtera bagi Ibrahim.”
Surat As-Saffat37: 107-109
Allah ‘menebus’ (membayar harga) dan Ibrahim menerima berkah, rahmat dan pengampunan, termasuk ‘kedamaian’.
Kabar Baik: Karya Isa Al-Masih atas nama kita
Teladan dari nabi ada di sana untuk menunjukkan kepada kita Jalan Lurus sesuai dengan permintaan Surat Al-Fatihah [1 – Pembukaan]
Pemilik hari pembalasan.Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.Tunjukilah kami jalan yang lurus(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Surat al-Fatihah 1: 4-7
Injil menjelaskan bahwa ini adalah gambaran untuk menunjukkan bagaimana Allah akan menebus dosa dan menyediakan obat untuk kematian dan kenajisan dengan cara yang sederhana namun kuat.
23 Karena upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah adalah hidup yang kekal dalam Isa Al-Masih, Junjungan kita Yang Ilahi.
Sejauh ini semuanya merupakan ‘berita buruk’. Tetapi ‘injil’ secara harfiah berarti ‘kabar baik’ dan dalam menyatakan bahwa pengorbanan kematian Isa sudah cukup untuk menembus penghalang antara kita dan Tuhan, kita dapat melihat mengapa itu adalah kabar baik seperti yang ditunjukkan.
Pengorbanan Isa Al-Masih – anak domba Allah – melakukan pembayaran mati terhadap dosa atas nama kita seperti yang dilakukan dalam dombanya Ibrahim.
Kebangkitan Isa Al-Masih adalah ‘buah sulung’. Kita dapat dibebaskan dari kematian dan menerima kehidupan kebangkitan yang sama.
Dalam pengrobanan dan kebangkitannya, Isa Al-Masih menjadi gerbang yang menerobos penghalang dosa yang memisahkan kita dari Allah. Inilah sebabnya nabi berkata:
9 Akulah pintu. Jika seseorang masuk melalui Aku, ia akan selamat dan akan keluar masuk serta mendapatkan makanan.
10 Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan. Sebaliknya, Aku datang dengan maksud supaya domba-domba itu mempunyai hidup, dan mempunyainya berlimpah-limpah.
(Yahya 10:9-10)
Dengan demikian Isa Al-Masih adalah Gerbang yang menerobos penghalang dosa dan kematian
Karena gerbang ini, kita sekarang dapat memperoleh kembali hubungan yang kita miliki dengan Sang Pencipta sebelum dosa kita menjadi penghalang dan kita dapat diyakinkan menerima kemurahan dan pengampunan atas dosa-dosa kita.
Dengan Gerbang terbuka kita sekarang dipulihkan dalam Hubungan dengan Sang Pencipta
Seperti yang dinyatakan Injil:
5 Sebab, hanya ada satu Tuhan dan satu Pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Isa Al-Masih,
6 yang telah menyerahkan diri-Nya menjadi tebusan bagi semua orang. Kesaksian itu dinyatakan pada saat yang tepat,
Nabi ‘memberikan dirinya sendiri’ untuk ‘semua orang’. Jadi ini pasti termasuk Anda dan juga saya. Melalui kematian dan kebangkitannya, dia telah membayar harganya untuk menjadi ‘penengah’ dan memberi kita kehidupan. Bagaimana kehidupan ini diberikan?
23 Karena upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah adalah hidup yang kekal dalam Isa Al-Masih, Junjungan kita Yang Ilahi.
Perhatikan bagaimana itu diberikan kepada kita. Ini ditawarkan sebagai sebuah… ‘hadiah‘. Pikirkan tentang hadiah. Tidak peduli apa hadiahnya, jika itu benar-benar sebuah hadiah, itu adalah sesuatu yang tidak Anda usahakan dan tidak dapatkan berdasarkan prestasi. Jika Anda mengusahakan untuk mendapatkannya hadiah tidak akan lagi menjadi hadiah – itu akan menjadi upah! Dengan cara yang sama Anda tidak bisa mengusahakan untuk mendapatkan pengorbanan Isa al Masih. Itu diberikan kepada Anda sebagai hadiah. Sesederhana itu.
Dan apa hadiahnya? Itu adalah ‘kehidupan abadi’. Itu berarti bahwa dosa yang membuat Anda dan saya mati sekarang sudah ditebus. Tuhan sangat mencintai Anda dan saya. Ini sangatlah kuat.
Jadi bagaimana Anda dan saya mendapatkan kehidupan kekal? Sekali lagi, pikirkan hadiah-hadiah. Jika seseorang ingin memberi Anda hadiah, Anda harus ‘menerimanya’. Kapan saja hadiah ditawarkan, hanya ada dua pilihan. Entah hadiah ditolak (“Tidak, terima kasih”) atau diterima (“Terima kasih atas hadiah Anda. Saya akan menerimanya”). Begitu juga hadiah ini harus diterima. Tidak bisa secara mental dipercaya, dipelajari atau dipahami. Agar bermanfaat, hadiah apa pun yang ditawarkan kepada Anda harus ‘diterima’.
12 Tetapi, orang-orang yang menerima-Nya diberi-Nya hak untuk menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya kepada nama-Nya.
13 Kelahiran mereka bukan dari darah, bukan dari keinginan daging, dan bukan dari keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Dia adalah seorang Juru Selamat dan keinginan-Nya adalah agar ‘semua orang’ menerima hadiahnya dan diselamatkan dari dosa dan kematian. Jika ini adalah kehendak-Nya, maka untuk menerima hadiahnya hanya akan berserah pada kehendak-Nya – makna dari kata ‘Muslim’ – orang yang berserah diri.
Bagaimana kita menerima hadiah ini? Injil mengatakan itu
12 karena tidak ada pembedaan antara bani Israil dengan orang-orang Yunani. Allah yang sama jugalah yang menjadi Tuhan atas semuanya. Ia sangat bermurah hati kepada semua orang yang berseru kepada-Nya,
Perhatikan bahwa janji ini adalah untuk ‘semua orang’. Sejak dia bangkit dari kematian, Isa Al-Masih masih hidup sampai sekarang. Jadi jika Anda memanggilnya dia akan mendengar dan memberikan hadiahnya kepada Anda. Anda memanggilnya dan bertanya kepadanya. Mungkin Anda belum pernah melakukan ini. Di bawah ini adalah panduan yang dapat membantu Anda. Itu bukan mantra sihir. Bukan kata-kata khusus yang memberi kekuatan. Ini adalah kepercayaan seperti yang dimiliki Ibrahim yang kita tempatkan di Isa Al-Masih untuk memberi kita hadiah ini. Saat kita percaya padanya, Dia akan mendengarkan kita dan menjawab. Injil itu kuat, namun juga sangat sederhana. Jangan ragu untuk mengikuti panduan ini jika Anda merasa terbantu.
Nabi dan Tuhan terkasih Isa Al-Masih. Saya mengerti bahwa dengan dosa-dosa saya saya terpisah dari Allah Sang Pencipta. Meskipun saya bisa berusaha keras, usaha saya tidak menembus penghalang ini. Tetapi saya mengerti bahwa kematian Anda adalah pengorbanan untuk membasuh semua dosa saya dan membuat saya bersih. Saya tahu bahwa Anda bangkit dari kematian setelah pengorbanan Anda, jadi saya percaya bahwa pengorbanan Anda sudah cukup dan saya tunduk kepada Anda. Saya meminta Anda untuk membersihkan saya dari dosa-dosa saya dan menengahi dengan Pencipta saya sehingga saya dapat memiliki kehidupan yang kekal. Terima kasih, Isa Al-Masih, untuk melakukan semua ini untukku dan maukah engkau sekarang terus membimbingku dalam hidupku sehingga aku dapat mengikuti engkau sebagai Tuhanku.
Surat Ar-Ra’d [13] menggambarkan tantangan atau kritik yang sama dari orang-orang kafir
Dan jika engkau merasa heran, maka yang mengherankan adalah ucapan mereka, “Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?” Mereka itulah yang ingkar kepada Tuhannya; dan mereka itulah (yang dilekatkan) belenggu di lehernya. Mereka adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
Surat Ar-Ra’d 13: 5
Dan orang-orang kafir berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (mukjizat) dari Tuhannya?” Sesungguhnya engkau hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi setiap kaum ada orang yang memberi petunjuk
Surat Ar-Ra’d 13: 7
Itu datang dalam dua bagian. Orang-orang kafir dalam Surat Ar-Ra’d ayat 5 bertanya apakah kebangkitan akan terjadi. Dari sudut pandang mereka, karena itu belum pernah terjadi sebelumnya, itu tidak akan terjadi di masa depan. Kemudian mereka bertanya mengapa tidak ada tanda ajaib yang diberikan untuk mengesahkan bahwa kebangkitan akan terjadi. Dalam arti sebenarnya mereka berkata, “Buktikan!”.
Surat al-Furqan [25] dengan sedikit berbeda menunjukkan tantangan yang sama.
Dan sungguh, mereka (kaum musyrik Mekah) telah melalui negeri (Sodom) yang (dulu) dijatuhi hujan yang buruk (hujan batu). Tidakkah mereka menyaksikannya? Bahkan mereka itu sebenarnya tidak mengharapkan hari kebangkitan.Dan apabila mereka melihat engkau (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan engkau sebagai ejekan (dengan mengatakan), “Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai Rasul?
Surat al-Furqan 25: 40-41
Tidak ada rasa takut akan kebangkitan yang akan datang, atau tentang nabi (AS). Mereka menuntut untuk ditunjukkan kebangkitan.
Surat al-Furqan juga mengungkapkan bagaimana Allah memandang orang-orang kafir.
Namun mereka mengambil tuhan-tuhan selain Dia (untuk disembah), padahal mereka (tuhan-tuhan itu) tidak menciptakan apa pun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) bahaya terhadap dirinya dan tidak dapat (mendatangkan) manfaat serta tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.
Surat al-Furqan 25: 3
Surat al-Furqan mengungkapkan bahwa orang sering mengambil tuhan-tuhan palsu. Bagaimana orang tahu apa itu tuhan palsu dari Yang Benar? Ayat ini memberikan jawabannya. Tuhan palsu tidak bisa ‘mengendalikan kematian, kehidupan, atau kebangkitan’. Untuk mengontrol kebangkitan – yang memisahkan yang salah dari yang benar.
Apakah tantangan diberikan dari orang-orang kafir kepada Allah dan para rasulnya untuk membuktikan apa yang harus ditakuti dari apa yang dapat diabaikan, atau apakah peringatan diberikan dari Allah kepada orang-orang yang tidak beriman untuk menyembah yang benar dan bukan yang salah, tonggak pengukur adalah sama – kebangkitan.
Kebangkitan membutuhkan wewenang dan kekuatan tertinggi. Nabi Ibrahim (AS), Musa (AS), Dawud (AS) dan Muhammad (SAW) – meskipun mereka hebat – tidak bangkit dari kematian. Orang-orang paling bijak – Socrates, Einstein, Newton, dan Sulaiman – tidak memiliki keduanya. Tidak ada kaisar yang telah memerintah atas takhta apa pun, termasuk Yunani, Romawi, Bizantium, Umayyah, Abbasiyah, Mamluke, dan Kesultanan Utsmaniyah, yang telah mengalahkan maut dan bangkit kembali. Ini adalah tantangan utama. Ini adalah tantangan yang dipilih oleh Isa Al-Masih (AS) untuk dihadapi.
Dia mencapai kemenangannya sebelum fajar pada hari Minggu. Kemenangannya atas kematian pada waktu fajar adalah kemenangan untuk Anda dan saya juga. Kita tidak perlu lagi tertawan oleh kejahatan di dunia ini. Seperti Surat al-Falaq [113] meminta
Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),
Surat al-Falaq 113: 1-3
Di sini kita akan mengamati bagaimana fajar yang khusus ini telah dinubuatkan ratusan tahun sebelumnya di Perayaan Buah Sulung Taurat, dan bagaimana Tuhan dari Fajar membebaskan kita dari kejahatan di dunia ini.
2 “Berbicaralah kepada bani Israil dan katakanlah kepada mereka, ‘Inilah hari-hari raya yang ditetapkan Allah. Hari-hari raya yang Kutetapkan itu harus kamu maklumkan sebagai hari ibadah berjemaah.
3 *Enam hari lamanya orang harus melakukan pekerjaannya, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat, hari istirahat penuh, hari ibadah berjemaah. Jangan lakukan pekerjaan apa pun. Itu adalah hari Sabat bagi Allah yang berlaku di seluruh tempat tinggalmu.
4 Inilah hari-hari raya yang ditetapkan Allah, yaitu hari-hari ibadah berjemaah, yang harus kamu maklumkan menurut waktu yang ditentukan.
5 **Pada hari keempat belas di bulan pertama, Paskah bagi Allah dirayakan pada waktu magrib.
Tidakkah aneh bahwa penyaliban dan peristirahatan Nabi Isa Al-Masih bertepatan dengan dua festival suci yang ditetapkan 1500 tahun sebelumnya seperti yang ditunjukkan dalam garis waktu? Kenapa ini? Jawabannya menjangkau kita semua, bahkan bagaimana kita sekarang saling menyapa setiap hari.
Kematian Isa Al-Masih terjadi pada hari pengorbanan Paskah (Hari 6) dan peristirahatannya terjadi pada hari Sabat (Hari 7)
Koordinasi antara Nabi Isa Al-Masih dan perayaan-perayaan Taurat ini berlanjut. Bacaan dari Taurat di atas hanya berurusan dengan dua perayaan pertama. Perayaan berikutnya disebut ‘Buah Pertama’ dan Taurat memberikan instruksi tentang hal ini.
9 Allah berfirman kepada Musa,
10 “Berbicaralah kepada bani Israil dan katakan kepada mereka, ‘Setelah kamu sampai di negeri yang akan Kukaruniakan kepadamu, lalu kamu menuai hasil tanahnya, maka berkas hasil pertama tuaian itu harus kamu bawa kepada imam.
11 Imam harus mengunjukkan berkas itu di hadirat Allah supaya Ia berkenan menerimanya demi kamu. Kemudian, imam harus mengunjukkannya sehari sesudah hari Sabat.
14 Sampai pada hari itu, yaitu sampai kamu membawa persembahan untuk memuliakan Tuhanmu, jangan makan roti, bertih padi-padian, atau gandum baru. Itu adalah suatu ketetapan yang berlaku untuk seterusnya bagi kamu turun-temurun di seluruh tempat tinggalmu.
Jadi ‘hari setelah Sabat’ Paskah adalah hari suci ketiga. Setiap tahun pada hari ini para Pemuka Agama memasuki Rumah Suci dan mempersembahkan panen gandum pertama musim semi di hadapan TUHAN. Ini menandakan dimulainya kehidupan baru setelah kematian di musim dingin, menantikan panen berlimpah sehingga orang-orang bisa makan dan merasa puas.
Ini adalah hari yang sama persis setelah Sabat ketika Isa Al-Masih (AS) beristirahat dalam kematian, hari Minggu minggu baru pada tanggal 16 Nisan. Injil mencatat peristiwa mengejutkan pada hari yang sama ketika Para Pemuka Agama pergi ke Rumah Suci untuk mempersembahkan ‘buah pertama’ ‘dari kehidupan baru. Berikut ini catatannya:
Isa Al-Masih Bangkit dari Mati
1 Pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, mereka pergi ke makam membawa rempah-rempah wangi yang sudah disiapkan.
2 Lalu, mereka mendapati batu penutup makam itu sudah terguling.
3 Setelah mereka masuk, mereka tidak menemukan jenazah Isa, Junjungan Yang Ilahi.
4 Sementara perempuan-perempuan itu masih kebingungan karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang yang berpakaian berkilau-kilau berdiri di dekat mereka.
5 Mereka takut sekali sehingga mereka menundukkan kepala. Kedua orang itu lalu berkata kepada mereka, “Mengapa kamu mencari orang yang hidup di tempat orang mati?
6 *Ia tidak ada di sini, tetapi sudah bangkit! Ingatlah akan apa yang telah disabdakan-Nya kepadamu ketika Ia masih di Galilea,
7 yaitu saat Ia bersabda bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa, disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga.”
8 Mereka pun teringat akan apa yang telah disabdakan oleh Isa.
9 Kemudian, mereka meninggalkan makam itu dan pergi untuk memberitahukan semuanya kepada kesebelas pengikut Isa dan kepada yang lainnya juga.
10 Perempuan-perempuan itu ialah Maryam dari Magdala, Yohanah, dan Maryam, ibu Yakub. Mereka dan perempuan-perempuan lain yang bersama-sama dengan mereka memberitahukan hal itu kepada para rasul.
11 Tetapi, rasul-rasul itu menganggap berita itu omong kosong belaka. Mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu.
12 Meskipun begitu, Petrus bangkit juga dan berlari ke makam. Ketika ia menjenguk ke dalam makam, ia melihat hanya ada kain kafan di situ. Jadi, ia pulang dan merasa heran akan semua yang terjadi.
13 *Pada hari itu juga, dua orang dari antara para pengikut Isa sedang dalam perjalanan menuju sebuah kampung bernama Emaus, yang letaknya sekitar sebelas kilometer dari Yerusalem.
14 Sambil berjalan mereka bercakap-cakap tentang semua yang telah terjadi.
15 Sementara mereka berbicara dan bertukar pikiran mengenai hal-hal itu, Isa sendiri datang mendekati mereka dan berjalan bersama mereka.
16 Meskipun demikian, ada sesuatu yang membuat mereka tidak mengenali-Nya.
17 Isa bersabda kepada mereka, “Apa yang kamu perbincangkan sementara kamu berjalan?” Mereka pun berhenti dengan muka yang sedih.
18 Salah seorang dari mereka yang bernama Kleopas menjawab, “Apakah Engkau satu-satunya pendatang di Yerusalem yang tidak mengetahui semua hal yang terjadi beberapa hari terakhir ini di situ?”
19 Sabda Isa, “Hal-hal apakah itu?” Jawab mereka, “Mengenai Isa, orang Nazaret itu. Ia adalah seorang nabi. Perkataan dan perbuatan-Nya penuh kuasa, baik di hadapan Allah maupun di hadapan seluruh bangsa.
20 Imam-imam kepala dan para pemimpin bangsa kita menyerahkan Dia untuk dihukum mati, lalu Ia disalibkan.
21 Padahal sebelumnya kami berharap bahwa Dia itulah yang akan membebaskan bangsa Israil. Hari ini adalah hari yang ketiga sejak semua itu terjadi.
22 Akan tetapi, beberapa perempuan di antara kami mengejutkan kami. Pagi-pagi sekali ketika mereka pergi ke makam,
23 mereka tidak melihat jenazah Isa di situ. Mereka kembali dan mengatakan kepada kami bahwa malaikat telah menampakkan diri kepada mereka dan berkata bahwa Isa hidup.
24 Beberapa di antara teman-teman kami pergi ke makam dan mendapati bahwa apa yang dikatakan oleh perempuan-perempuan itu benar. Tetapi, mereka tidak melihat Isa.”
25 Lalu, Isa bersabda kepada mereka berdua, “Hai kamu orang yang bodoh! Betapa lambannya kamu mempercayai semua yang sudah dikatakan oleh nabi-nabi!
26 Bukankah untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya, Al-Masih harus terlebih dahulu mengalami semua penderitaan itu?”
27 Kemudian, Ia menjelaskan kepada mereka, semua yang telah tertulis di dalam Kitab Suci mengenai diri-Nya, mulai dari kitab-kitab yang disampaikan melalui Nabi Musa sampai kepada kitab-kitab yang disampaikan melalui nabi-nabi lainnya.
28 Pada waktu mereka bertiga hampir tiba di kampung tujuan mereka, Isa berbuat seolah-olah Ia akan berjalan terus.
29 Akan tetapi, kedua pengikut Isa itu mencegah Dia. Mereka berkata, “Tinggallah di sini dengan kami. Sebentar lagi malam dan hari sudah mulai gelap.” Maka, Isa pun masuk dan hendak bermalam di situ dengan mereka.
30 Ketika Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, lalu mengucap syukur atasnya. Kemudian, roti itu dipecah-pecahkan-Nya dan diberikan kepada mereka.
31 Pada waktu itu, mata mereka terbuka sepenuhnya sehingga mereka mengenal bahwa Dialah Isa. Tetapi, pada saat itu juga lenyaplah Ia dari pandangan mereka.
32 Mereka berkata satu sama lain, “Bukankah hati kita berkobar-kobar di tengah jalan sementara Ia berbicara dengan kita dan menerangkan isi Kitab Suci kepada kita?”
33 *Saat itu juga mereka bangkit berdiri, lalu kembali ke Yerusalem. Di sana mereka mendapati kesebelas pengikut Isa sedang berkumpul bersama yang lainnya.
34 Mereka yang di Yerusalem itu berkata kepada keduanya, “Sungguh, Junjungan kita Yang Ilahi sudah bangkit! Ia sudah menampakkan diri-Nya kepada Simon!”
35 Lalu, keduanya menceritakan juga kepada mereka semua apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenali Isa ketika Ia memecah-mecahkan roti dengan tangan-Nya.
36 Sementara mereka masih berbicara mengenai hal itu, tiba-tiba Isa berdiri di tengah-tengah mereka dan bersabda kepada mereka, “Damai bagimu!”
37 Mereka terkejut dan takut sebab mereka menyangka bahwa mereka sedang melihat hantu.
38 Sabda Isa kepada mereka, “Mengapa kamu terkejut? Mengapa timbul keragu-raguan di dalam hatimu?
39 Lihatlah tangan-Ku dan lihatlah kaki-Ku. Aku sendirilah ini! Sentuhlah Aku dan lihatlah sebab hantu tidak berdaging dan tidak bertulang, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.”
40 Setelah bersabda demikian, Isa menunjukkan tangan-Nya dan kaki-Nya kepada mereka semua.
41 Mereka masih belum dapat mempercayainya sebab mereka terlalu gembira dan heran. Oleh karena itu, bersabdalah Isa kepada mereka, “Apakah kamu punya makanan di sini?”
42 Lalu, mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng.
43 Ia menerimanya dan memakannya di depan mereka.
44 Lalu, sabda-Nya kepada mereka, “Inilah yang Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu. Aku berkata bahwa semua yang telah tertulis mengenai Aku harus digenapi, baik dalam Kitab Suci Taurat yang disampaikan melalui Musa, dalam kitab tulisan nabi-nabi, dan dalam Kitab Zabur.”
45 Lalu, Ia membuat pikiran mereka menjadi terang sehingga mereka dapat mengerti isi Kitab Suci.
46 Kemudian, Ia bersabda kepada mereka, “Telah tertulis, ‘Al-Masih harus mati, tetapi Ia akan hidup lagi pada hari yang ketiga.’
47 Telah tertulis pula bahwa atas nama Al-Masih itu berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala suku bangsa, mulai dari Yerusalem.
Nabi Isa Al-Masih (AS) pada hari suci ‘Buah Pertama’ itu meraih kemenangan besar yang tidak dipercayai oleh musuh-musuhnya dan kawan-kawannya – ia hidup kembali dengan kemenangan atas kematian. Seperti yang dijelaskan Injil:
54 *Jika apa yang dapat binasa ini sudah mengenakan apa yang tidak dapat binasa, dan apa yang akan mati ini sudah mengenakan apa yang tidak dapat mati, barulah akan terbukti kebenaran firman yang telah tertulis ini, “Maut telah ditelan dalam kemenangan.
55 *Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?”
56 Sengat maut ialah dosa, sedangkan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
Tetapi ini bukan hanya kemenangan bagi nabi. Ini juga merupakan kemenangan bagi Anda dan saya, dijamin oleh pemilihan waktu dengan perayaan Buah Pertama. Injil menjelaskannya seperti ini:
20 Tetapi sesungguhnya, Al-Masih memang telah dibangkitkan dari antara orang mati. Ia menjadi yang sulung dari antara mereka yang telah mati.
21 Melalui satu orang maut terjadi, dan melalui satu orang jugalah kebangkitan orang-orang mati terjadi.
22 Sebab sebagaimana di dalam Adam semua orang mati, begitu juga di dalam Al-Masih semua orang akan dihidupkan.
23 Tetapi, masing-masing menurut urutannya: Al-Masih sebagai yang sulung, kemudian mereka yang telah menjadi milik Al-Masih, pada saat kedatangan-Nya nanti.
24 Kemudian, setelah Al-Masih melenyapkan semua pemerintahan, semua wewenang, dan semua kekuatan, barulah akan terjadi kesudahannya, yaitu pada waktu Ia menyerahkan kerajaan kepada Allah, Sang Bapa.
25 *Karena Al-Masih harus memerintah sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh Al-Masih di bawah kaki-Nya.
26 Musuh terakhir yang akan dilenyapkan-Nya yaitu maut.
Nabi dibangkitkan untuk hidup pada hari yangsama dengan perayaan Buah Pertama sehingga kita akan tahu bahwa kita dapat berperan dalam kebangkitan yang sama dari kematian ini. Sama seperti perayaan Buah Pertama adalah persembahan kehidupan baru dengan harapan panen besar di musim semi nanti, Injil memberi tahu kita bahwa kebangkitan Isa Al-Masih adalah ‘buah pertama’ dari kebangkitan dengan harapan yang lebih besar kemudian untuk semua ‘yang menjadi miliknya’. Taurat dan Al Qur’an menjelaskan bahwa kematian datang karena Adam. Injil memberi tahu kita bahwa secara paralel kehidupan kebangkitan datang melalui Isa Al-Masih. Dia adalah buah pertama dari kehidupan baru yang kita semua diundang untuk berperan.
Paskah: Merayakan Kebangkitan pada hari Minggu itu
Hari ini kebangkitan Isa Al-Masih sering disebut sebagai Paskah, dan hari Minggu ia bangkit sering diingat sebagai Minggu Paskah. Tetapi kata-kata ini mulai digunakan ratusan tahun kemudian. Kata-kata yang khusus tidak penting. Yang penting adalah kebangkitan Nabi sebagai pemenuhan Perayaan Buah Pertama yang telah dimulai ratusan tahun sebelumnya di masa Nabi Musa, dan apa artinya ini bagi Anda dan saya.
Ini terlihat untuk hari Minggu minggu baru di Garis Waktu:
Isa Al-Masih bangkit dari kematian pada Hari Buah Pertama – kehidupan baru dari kematian ditawarkan kepada Anda & saya.
‘Jumat Agung’ menjawab
Ini juga menjawab pertanyaan kita tentang ‘Jumat Agung‘. Seperti yang Injil jelaskan:
9 Tetapi, kita melihat bahwa Dia, yaitu Isa, yang dalam waktu singkat dibuat lebih rendah dari malaikat-malaikat, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat karena sengsara kematian-Nya itu supaya oleh anugerah Allah Ia mengalami maut demi semua manusia.
Ketika dia ‘merasakan kematian’ pada Jumat Agung, dia melakukannya untuk Anda, saya dan ‘semua orang’. Jumat Agung dinamakan karena itu baik untuk kita. Ketika dia bangkit di Perayaan Buah Pertama dia sekarang menawarkan kehidupan baru untuk semua orang.
Kebangkitan dan Kedamaian Isa Al-Masih di Al-Qur’an
Meskipun tidak detail, Al-Qur’an menyebut kebangkitan Isa Al-Masih sebagai salah satu dari tiga hari terpenting. Surat Maryam membacanya seperti ini:
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”
Surah Maryam 19:33
Injil juga menekankan kelahiran Isa Al-Masih, kematiannya dan sekarang kebangkitannya. Karena kebangkitannya adalah ‘buah pertama, perdamaian yang ada pada nabi dalam kebangkitannya juga sekarang tersedia untuk Anda dan saya. Isa Al-Masih menunjukkan ini ketika dia menyapa para muridnya kemudian pada hari kebangkitannya:
19 Saat magrib pada hari itu juga, yaitu hari pertama minggu itu, ketika semua pintu di tempat para pengikut Isa berada telah dikunci sebab mereka takut kepada orang-orang Israil, tiba-tiba Isa datang dan berdiri di tengah-tengah mereka. Lalu, sabda-Nya kepada mereka, “Damai bagimu!”
20 Setelah Ia bersabda begitu, ditunjukkan-Nya kedua tangan-Nya kepada mereka dan juga lambung-Nya. Pada waktu para pengikut itu melihat Junjungan Yang Ilahi, mereka pun sangat gembira.
21 *Kembali Isa bersabda kepada mereka, “Damai bagimu! Sama seperti Sang Bapa mengutus Aku, Aku pun mengutus kamu.”
22 Setelah Ia bersabda begitu, Ia pun menghembus mereka dan bersabda, “Terimalah Ruh Allah Yang Mahasuci.
23 *Siapa yang kamu ampuni dosanya, dosanya diampuni, tetapi siapa yang kamu katakan bahwa dosanya tetap, maka dosanya tetap, tidak diampuni.”
Salam ucapan yang biasa kini disampaikan oleh orang Muslim satu sama lain (Assalamu ‘alaikum – Salam sejahtera bagi Anda) telah digunakan sebelumnya oleh Nabi Isa Al-Masih untuk mengaitkan kebangkitannya dengan perdamaian yang sekarang diberikan kepada kita. Kita harus mengingat janji ini dari nabi setiap kali kita mendengar atau mengatakan salam ini, dan memikirkan karunia Roh Kudus yang juga tersedia bagi kita.
Kebangkitan Isa Al-Masih dipertimbangkan
Nabi Isa Al-Masih menunjukkan dirinya hidup dari kematian selama berhari-hari kepada para sahabatnya. Peristiwa-peristiwa dari Injil ini diceritakan di sini. Tetapi kita harus mencatat yaitu bahkan pada penampilan pertamanya kepada murid-muridnya itu:
11 Tetapi, rasul-rasul itu menganggap berita itu omong kosong belaka. Mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu.
27 Kemudian, Ia menjelaskan kepada mereka, semua yang telah tertulis di dalam Kitab Suci mengenai diri-Nya, mulai dari kitab-kitab yang disampaikan melalui Nabi Musa sampai kepada kitab-kitab yang disampaikan melalui nabi-nabi lainnya.
44 Lalu, sabda-Nya kepada mereka, “Inilah yang Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu. Aku berkata bahwa semua yang telah tertulis mengenai Aku harus digenapi, baik dalam Kitab Suci Taurat yang disampaikan melalui Musa, dalam kitab tulisan nabi-nabi, dan dalam Kitab Zabur.”
Bagaimana kita bisa yakin kalau ini memang rencana Allah dan jalan lurus untuk memberi kita kehidupan dari kematian? Hanya Tuhan yang bisa mengetahui masa depan, jadi Tanda-Tanda yang terungkap ratusan tahun sebelumnya melalui para Nabi di Taurat dan Zabur, dan dipenuhi oleh Isa Al-Masih ditulis untuk memberi kita jaminan:
4 Dengan demikian, Tuan dapat mengetahui dengan tepat kebenaran dari semua yang diajarkan kepada Tuan.
Agar kita dapat diberitahu tentang pertanyaan penting tentang pengorbanan dan kebangkitan Nabi Isa Al-Masih ini, tautan-tautan untuk empat artikel berbeda tersedia di:
Ini mengulas Tanda-tanda yang diberikan dalam Taurat Musa yang menunjuk ke Isa Al-Masih.
Ini mengulas Tanda-Tanda dalam ‘Para Nabi dan Zabur’. Dua artikel ini memungkinkan kita untuk menilai bagi diri kita sendiri apakah memang ditulis bahwa “Kemudian, Ia bersabda kepada mereka, “Telah tertulis, ‘Al-Masih harus mati, tetapi Ia akan hidup lagi pada hari yang ketiga.’” (Lukas 24:46).
55 Perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Isa dari Galilea, mengikuti Yusuf dan melihat makam itu. Mereka juga melihat bagaimana jenazah Isa diletakkan di situ.
56a Kemudian, mereka pulang, lalu menyiapkan rempah-rempah wangi dan minyak mur.
56b *Pada hari Sabat, perempuan-perempuan itu beristirahat untuk menaati hukum Allah.
Para wanita ingin mempersiapkan jasad nabi tetapi waktu telah habis dan hari Sabat dimulai saat matahari terbenam Jumat malam. Ini adalah hari ke-7 dalam seminggu dan orang-orang Yahudi tidak diizinkan bekerja pada hari ini. Perintah ini kembali ke kisah penciptaan di Taurat. Allah telah menciptakan segalanya dalam 6 hari. Taurat menyatakan:
1 Demikianlah diselesaikan langit dan bumi serta segala isinya.
2 * Pada hari ketujuh Allah telah menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan-Nya, dan berhentilah Ia pada hari ketujuh itu dari segala pekerjaan yang dilakukan-Nya.
Jadi para wanita, meskipun mereka ingin mempersiapkan jasadnya, patuh pada Taurat dan beristirahat.
Tetapi para kepala pemuka agama melanjutkan pekerjaan mereka pada hari Sabat. Injil mencatat pertemuan mereka dengan gubernur.
62 Esoknya, yaitu setelah hari persiapan, berhimpunlah imam-imam kepala dan orang-orang dari mazhab Farisi untuk menghadap Pilatus.
63 *Kata mereka, “Ya Tuanku, kami ingat sewaktu si penipu itu masih hidup, Ia pernah berkata, ‘Pada hari yang ketiga, Aku akan bangkit kembali.’
64 Sebab itu, sebaiknya Tuanku menyuruh orang untuk menjaga makam itu sampai hari yang ketiga supaya jangan sampai para pengikut-Nya datang mencuri-Nya, lalu berkata kepada bangsa ini, ‘Ia telah bangkit dari antara orang mati.’ Dengan demikian, tipu muslihat yang terakhir itu akan berakibat lebih buruk daripada yang pertama.”
65 Kata Pilatus kepada mereka, “Para pengawal disediakan bagimu. Pergi dan jagalah makam itu sebisa-bisanya.”
66 Lalu, pergilah mereka bersama-sama dengan para pengawal untuk menyegel batu penutup makam itu dan menjaganya.
Sehingga pada hari Sabat melihat para kepala pemuka agama bekerja untuk menempatkan pengawal di sekitar jasad di kubur. Jasad Nabi Isa Al-Masih (AS) beristirahat dalam kematian sementara para wanita beristirahat dalam ketaatan pada hari Sabat minggu suci itu. Garis waktu menunjukkan bagaimana istirahat mereka hari itu mencerminkan hari ke 7 Penciptaan di mana Taurat mengatakan bahwa Allah beristirahat dari Penciptaan.
Sisa Sabat Kematian bagi Nabi Isa al Masih
Tapi ini hanya istirahat yang tenang sebelum penampilan kekuatan. Surat al-Fajr [89] mengingatkan kita betapa pentingnya Fajar setelah malam yang gelap. Istirahat dari Hari dapat mengungkapkan hal-hal aneh bagi ‘mereka yang mengerti’.
Demi fajar,demi malam yang sepuluhdemi yang genap dan yang ganjil,demi malam apabila berlalu.Adakah pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) bagi orang-orang yang berakal?
Surat ke-62 (Al-Jumu’ah) memberi tahu kita bahwa hari sholat berjamah yang utama untuk umat Islam adalah hari Jumat. Tetapi Surah al-Jumu’ah pertama-tama memberikan tantangan – yang diterima Nabi Isa (AS) dalam perannya sebagai Al-Masih. Al-Jumu’ah, tepat sebelum menetapkan hari shalat menjadi hari Jumat, menyatakan:
Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang Yahudi! Jika kamu mengira bahwa kamulah kekasih Allah, bukan orang-orang yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu orang yang benar.”Dan mereka tidak akan mengharapkan kematian itu selamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zhalim.
Surat 62 al-Jumu’ah: 6-7
Ayat-ayat dalam Surat al-Jumu’ah ini berarti bahwa jika kita adalah sahabat Allah yang sejati maka kita tidak akan takut mati. Tetapi karena mereka (dan kita) memiliki keraguan tentang seberapa baik amal perbuatan kita, kita menghindari kematian dengan segala cara. Tetapi pada hari Jumat ini, Hari 6 dari minggu terakhirnya, sebagai seorang Yahudi, Isa Al-Masih menghadapi ujian yang tepat ini – dan ia melakukannya dengan memulai dengan doa. Sebagaimana Injil menjelaskan tentang nabi:
37 Kemudian, Isa mengajak Petrus dan kedua anak Zabdi. Ia mulai merasa sedih dan sangat gundah.
38 Lalu, sabda Isa kepada mereka, “Hati-Ku sangat sedih, seperti akan mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah bersama-sama dengan Aku.”
39 Setelah maju sedikit ke depan, Ia sujud dan berdoa, “Ya Bapa-Ku, jika boleh, biarlah cawan minuman ini lalu dari-Ku. Meskipun demikian, janganlah terjadi menurut kehendak-Ku, melainkan menurut kehendak-Mu.”
Sebelum kita melanjutkan kejadian-kejadian di Jumat ini, kita akan meninjau kembali kejadian-kejadian yang membawa ke doa Jumat ini. Musuh yang kita akui, Setan, telah memasuki Yudas pada Hari 5 untuk mengkhianati nabi Isa Al-Masih (AS). Malam berikutnya pada Hari 6 nabi berbagi jamuan makan malam terakhirnya dengan teman-temannya (juga disebut murid-muridnya). Pada jamuan itu dia menjelaskan dengan teladan dan mengajar bagaimana kita harus saling mengasihi dan tentang kasih Allah yang besar bagi kita. Bagaimana tepatnya dia melakukan ini dijelaskan di sini dari Injil. Kemudian dia berdoa untuk semua orang-orang yang beriman – yang Anda dapat baca di sini.
Injil menggambarkan apa yang terjadi selanjutnya setelah doa Jumat:
Penangkapan di Kebun
1 Setelah Isa bersabda begitu, pergilah Ia bersama-sama dengan para pengikut-Nya ke seberang Sungai Kidron. Di tempat itu ada sebuah taman. Kemudian, Isa masuk ke situ bersama para pengikut-Nya.
2 Yudas, orang yang mengkhianati Isa, tahu juga tempat itu karena kerap kali Isa berkumpul di situ bersama para pengikut-Nya.
3 Yudas, dengan membawa sepasukan prajurit dan para pengawal Israil suruhan imam-imam kepala serta orang-orang dari mazhab Farisi, datang pula ke situ lengkap dengan lentera, suluh, dan senjata.
4 Mengetahui semua hal yang akan menimpa-Nya, majulah Isa mendekati mereka semua, lalu bersabda, “Siapa yang kamu cari?”
5 Jawab mereka kepada-Nya, “Isa, orang Nazaret.” Sabda Isa kepada mereka, “Akulah Dia.” Yudas, yang mengkhianati-Nya, ada juga di antara mereka.
6 Pada waktu Isa bersabda kepada mereka, “Akulah Dia,” mundurlah mereka semua, lalu rebah.
7 Lalu, Isa bersabda lagi kepada mereka, “Siapa yang kamu cari?” Jawab mereka, “Isa, orang Nazaret.”
8 Sabda Isa, “Aku sudah berkata kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.”
9 Dengan demikian, genaplah firman yang disabdakan-Nya, “Dari antara orang-orang yang telah Engkau serahkan kepada-Ku, tak seorang pun Kubiarkan binasa.”
10 Kemudian, Simon Petrus yang membawa sebilah pedang, menghunus pedangnya dan menyerang seorang hamba imam besar sampai telinga kanan hamba imam itu putus. Nama hamba itu ialah Malkus.
11 *Lalu, sabda Isa kepada Petrus, “Sarungkanlah pedangmu. Masakan Aku tidak meminum isi cawan yang diberikan oleh Sang Bapa kepada-Ku?”
12 Kemudian, pasukan prajurit dengan komandannya serta para pengawal yang berasal dari orang-orang Israil menangkap dan mengikat Isa.
13 Mula-mula mereka membawa Isa ke hadapan Hanas. Hanas adalah mertua Kayafas, Imam Besar pada tahun itu.
Nabi pergi ke taman di luar Yerusalem untuk berdoa. Di sana Yudas membawa tentara untuk menangkapnya. Jika kita menghadapi penangkapan, kita mungkin mencoba untuk melawan, lari atau bersembunyi. Tetapi nabi Isa Al-Masih (AS) tidak melawan atau lari. Dia dengan jelas mengakui bahwa dia memang nabi yang mereka cari. Pengakuannya yang jelas (“Saya adalah dia”) mengejutkan para prajurit dan rekan-rekannya melarikan diri. Nabi tunduk untuk ditangkap dan dibawa ke rumah Hanas untuk diinterogasi.
Interogasi Pertama
Injil mencatat bagaimana nabi diinterogasi di sana:
19 Sementara itu, Imam Besar mulai bertanya kepada Isa, baik mengenai para pengikut-Nya maupun mengenai ajaran-Nya.
20 Sabda Isa kepadanya, “Aku berbicara dengan jelas kepada dunia ini. Aku selalu mengajar orang di rumah-rumah ibadah dan di Bait Allah, tempat semua orang Israil berkumpul. Satu hal pun tidak pernah Kukatakan dengan sembunyi-sembunyi.
21 Mengapa engkau bertanya kepada-Ku? Tanyakanlah kepada mereka yang sudah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka. Tentu mereka tahu apa yang telah Kukatakan itu.”
22 Setelah Isa berkata begitu, seorang pengawal Israil yang berdiri di sisi-Nya menampar Dia serta berkata, “Begitukah cara-Mu memberi jawab kepada Imam Besar?”
23 Sabda Isa kepadanya, “Jika apa yang Kukatakan salah, katakanlah kesalahan itu, tetapi jika benar, mengapa engkau menampar Aku?”
24 Lalu, Hanas mengirimkan Isa dalam keadaan terikat kepada Kayafas, Imam Besar.
Nabi Isa Al-Masih (AS) dikirim dari mantan imam besar ke imam besar tahun itu untuk interogasi kedua.
Interogasi Kedua
Di sana dia akan diinterogasi di hadapan semua pemimpin. Injil mencatat interogasi lebih
lanjut ini:
53 Orang-orang itu membawa Isa ke hadapan Imam Besar. Di situ telah berkumpul semua imam kepala, tua-tua, dan ahli Kitab Suci Taurat.
54 Petrus mengikuti Isa dari jauh sampai ke pelataran tempat Imam Besar. Kemudian, ia duduk bersama-sama dengan para pengawal sambil berdiang di dekat api.
55 Imam-imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian untuk mendakwa Isa guna menjatuhkan hukuman mati atas diri-Nya, tetapi mereka tidak mendapatkannya.
56 Banyak orang yang memberikan kesaksian palsu tentang diri-Nya, tetapi kesaksian-kesaksian mereka itu tidak sesuai antara satu dengan yang lain.
57 Tetapi kemudian, ada beberapa orang yang berdiri memberikan kesaksian palsu tentang Dia. Kata mereka,
58 *“Kami mendengar orang ini berkata, ‘Aku akan meruntuhkan Bait Allah ini, yang dibuat oleh tangan manusia, dan dalam tiga hari Aku akan membangun Bait Allah lain, yang bukan dibuat oleh tangan manusia.’”
59 Meskipun demikian, kesaksian mereka tetap saja tidak sesuai antara satu dengan yang lain.
60 Kemudian, Imam Besar berdiri di hadapan mereka semua dan bertanya kepada Isa, “Tidak maukah Engkau menjawab satu saja dari semua yang mereka tuduhkan kepada-Mu?”
61 Tetapi, Isa diam saja. Tak satu pun dijawab-Nya. Lalu, Imam Besar itu bertanya lagi kepada-Nya, “Apakah Engkau Al-Masih, Sang Anak yang datang dari Yang Terpuji itu?”
62 *Sabda Isa, “Akulah Dia, dan kamu semua akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa serta datang di antara awan-awan di langit.”
63 Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata, “Perlukah ada saksi lagi?
64 *Kamu semua sudah mendengar hujatan-Nya. Apakah keputusanmu?” Kemudian, mereka memutuskan hukumannya, yaitu hukuman mati.
65 Lalu, beberapa orang mulai meludahi-Nya, menutupi muka-Nya, dan meninju-Nya seraya berkata kepada-Nya, “Katakanlah siapa ini!” Para pengawal pun turut memukuli-Nya.
Para pemimpin Yahudi mengutuk Nabi Isa Al-Masih sampai mati. Tetapi karena Yerusalem diperintah oleh Romawi, eksekusi hanya dapat disetujui oleh Gubernur Romawi. Maka mereka membawa nabi itu kepada Gubernur Romawi Pontius Pilatus. Injil juga mencatat apa yang terjadi pada saat yang bersamaan dengan Yudas Iskariot, orang yang telah mengkhianatinya.
Apa yang terjadi pada pengkhianat Yudas?
1 *Pada waktu hari mulai siang, berembuklah semua imam kepala dan tua-tua bangsa itu mengenai Isa, tentang bagaimana cara untuk dapat menjatuhkan hukuman mati atas diri-Nya.
2 Mereka mengikat Dia, lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus, penguasa setempat.
3 *Ketika Yudas, yang menyerahkan Isa itu, tahu bahwa Isa telah dijatuhi hukuman mati, ia sangat menyesal. Dikembalikannya tiga puluh keping uang perak itu kepada imam-imam kepala dan para tua-tua,
4 katanya, “Aku telah berdosa sebab aku telah menyerahkan darah orang yang tidak bersalah.” Tetapi, jawab mereka, “Peduli apa kami? Itu urusanmu!”
5 Ia pun mencampakkan uang perak itu ke dalam Bait Allah, lalu pergi menggantung dirinya.
6 Selanjutnya, imam-imam kepala mengambil uang itu dan berkata, “Haram hukumnya jika uang ini dimasukkan ke dalam peti persembahan karena uang ini adalah uang darah.”
7 Setelah mereka berembuk, uang itu mereka pergunakan untuk membeli tanah tukang periuk yang kemudian dijadikan tempat pemakaman bagi orang asing.
8 Itulah sebabnya, sampai hari ini tanah itu disebut Tanah Darah.
11 Pada waktu Isa diperhadapkan pada Pilatus, penguasa setempat, bertanyalah Pilatus kepada-Nya, “Engkaukah raja bani Israil?” Sabda Isa, “Engkau mengatakannya.”
12 Tetapi, ketika imam-imam kepala dan para tua-tua melemparkan tuduhan kepada Isa, tidak ada satu pun yang dijawab-Nya.
13 Lalu, kata Pilatus kepada-Nya, “Tidakkah Kaudengar betapa banyaknya perkara yang mereka tuduhkan kepada-Mu?”
14 Tetapi, Isa tidak memberi jawab sepatah kata pun kepada Pilatus sehingga penguasa setempat itu merasa heran.
15 Sudah menjadi kebiasaan bahwa pada hari raya Paskah, penguasa setempat membebaskan bagi orang banyak seorang yang dipenjarakan.
16 Pada waktu itu di dalam penjara ada seorang terhukum yang sangat terkenal kejahatannya. Orang itu bernama Barabas.
17 Oleh sebab itu, ketika semua orang sudah berkumpul, berkatalah Pilatus kepada mereka, “Siapa yang kamu pilih untuk kubebaskan, Barabaskah atau Isa yang disebut Al-Masih ini?”
18 Sebab Pilatus tahu bahwa mereka menyerahkan Isa karena rasa dengki.
19 Sementara ia duduk di kursi pengadilan, datanglah pesuruh istrinya kepadanya dengan pesan, “Janganlah kaucampuri perkara orang benar itu! Sebab karena Dia, aku sangat menderita dalam mimpiku tadi malam.”
20 Akan tetapi, imam-imam kepala dan para tua-tua menghasut orang banyak agar mereka meminta supaya Barabas dibebaskan dan Isa dihukum mati.
21 Itulah sebabnya, ketika penguasa setempat bertanya kepada mereka, “Dari kedua orang ini, mana yang kamu pilih supaya kubebaskan bagimu?” Mereka berkata, “Barabas!”
22 Lalu, kata Pilatus kepada mereka, “Kalau begitu, apa yang harus kuperbuat terhadap Isa yang disebut Al-Masih ini?” Jawab mereka semua, “Salibkan Dia!”
23 Kata Pilatus, “Kejahatan apa yang telah dilakukan-Nya?” Tetapi, mereka malah semakin keras berteriak, “Salibkan Dia!”
24 *Ketika Pilatus melihat bahwa semua usahanya tidak lagi berguna, malah membuat semakin gempar, ia mengambil air, membasuh tangannya di hadapan orang banyak itu dan berkata, “Aku tidak bersalah atas darah orang ini! Kamu semualah yang menanggungnya!”
25 Kemudian, semua orang yang ada di situ menjawab, “Darah-Nya adalah tanggungan kami dan anak-anak kami!”
26 Kemudian, dibebaskannya Barabas bagi mereka, tetapi Isa disesah dan diserahkannya untuk disalibkan.
Penyaliban, Kematian & Pemakaman Nabi Isa Al-Masih
Injil kemudian mencatat dengan sangat rinci bagaimana Nabi Isa Al-Masih disalibkan. Ini kisahnya:
27 Setelah itu, para prajurit dari penguasa setempat membawa Isa ke markas, lalu seluruh pasukan itu berkumpul mengelilingi-Nya.
28 Mereka membuka pakaian Isa, lalu mengenakan kepada-Nya jubah berwarna ungu.
29 Kemudian, mereka menganyam sebuah mahkota dari duri dan memasangkannya di kepala Isa. Setelah itu, mereka memberikan sebatang buluh pada tangan kanan-Nya. Lalu, mereka sujud di hadapan-Nya dan mengolok-olok Dia dengan berkata, “Daulat, hai raja bani Israil!”
30 Mereka pun meludahi-Nya, mengambil buluh yang dipegang-Nya, lalu memukulkannya ke kepala-Nya.
31 Setelah mengolok-olok Dia, mereka menanggalkan jubah ungu itu dan memakaikan kembali pakaian-Nya, lalu membawa-Nya pergi untuk disalibkan.
32 Sementara mereka berjalan ke luar kota, mereka bertemu dengan seorang Kirene bernama Simon. Kemudian, mereka memaksanya untuk memikul kayu salib Isa.
33 Sampailah mereka ke tempat yang bernama Golgota, artinya Tempat Tengkorak.
34 Lalu, mereka memberi Isa air anggur yang dicampur dengan empedu. Setelah anggur itu dikecap-Nya, Ia tidak mau meminumnya.
35 *Setelah Isa disalibkan, mereka membagi-bagi pakaian-Nya dengan cara melempar undi.
36 Lalu, mereka duduk di situ untuk menjaga-Nya.
37 Di sebelah atas dekat kepala-Nya dilekatkan tulisan berisi tuduhan, “Inilah Isa, Raja bani Israil.”
38 Pada waktu itu ada dua orang penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Isa, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Nya.
39 *Orang-orang yang lalu-lalang di tempat itu menghujah Isa, bahkan sambil menggeleng-gelengkan kepala
40 *mereka berkata, “Hai Engkau yang dapat meruntuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu! Jika Engkau benar-benar Sang Anak yang datang dari Allah, turunlah dari salib itu!”
41 Imam-imam kepala, para ahli Kitab Suci Taurat, dan para tua-tua pun mengolok-olok Isa seraya berkata,
42 “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan. Diakah raja Israil? Biarlah sekarang Ia turun dari salib itu maka kita akan percaya kepada-Nya.
43 *Ia berharap kepada Allah, jadi biarlah Allah menyelamatkan-Nya sekarang juga jika Tuhan memang berkenan kepada-Nya karena Ia pernah berkata, ‘Akulah Sang Anak yang datang dari Allah.’”
44 Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia pun mencela-Nya.
45 Sejak pukul dua belas siang, seluruh wilayah itu menjadi gelap hingga pukul tiga sore.
46 *Kemudian, kira-kira pukul tiga sore, berserulah Isa dengan suara nyaring, “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya, “Ya Allah, ya Allah, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
47 Mendengar seruan itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata, “Ia memanggil Ilyas.”
48 *Sesaat kemudian, berlarilah salah seorang dari mereka mengambil bunga karang dan mencelupkannya ke dalam air anggur asam. Lalu, ditaruhnya bunga karang itu pada ujung sebatang buluh untuk memberi Dia minum.
49 Tetapi, orang-orang yang lain berkata, “Mari kita lihat apakah Ilyas akan datang untuk menyelamatkan-Nya.”
50 Kemudian, Isa kembali berseru dengan suara nyaring, lalu menyerahkan ruh-Nya.
51 *Tiba-tiba tabir Bait Allah pun robek dari atas ke bawah. Bumi dilanda gempa, gunung-gunung batu terbelah,
52 makam-makam terbuka, dan beberapa jenazah orang saleh hidup kembali,
53 lalu keluar dari tempat mereka dimakamkan. Selanjutnya, setelah Isa bangkit, mereka pun masuk ke kota suci dan memperlihatkan diri mereka kepada orang banyak.
54 Ketika kepala pasukan dan para prajurit yang menjaga Isa melihat gempa bumi serta semua yang telah terjadi, mereka menjadi sangat takut serta berkata, “Sesungguhnya, orang ini adalah Sang Anak yang datang dari Allah.”
55 *Di sana ada pula beberapa perempuan yang menyaksikan semua itu dari jauh. Mereka adalah perempuan-perempuan yang mengikut Isa dari Galilea demi membantu Dia.
56 Di antara mereka terdapat Maryam dari Magdala, Maryam ibu Yakub dan Yusuf, dan ibu dari anak-anak Zabdi.
Injil menggambarkan bumi bergetar, batu terbelah, dan kuburan terbuka pada saat kematian nabi dengan gambaran yang sama seperti Surah Az-Zalzalah [99]
Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat,dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya Dan manusia bertanya, “Apa yang terjadi pada bumi ini?”Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya,karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) padanya.Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok, untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatannya.
Surat Al-Zalzalah 99: 1-6
Surat Al-Zalzalah mengantisipasi tentang Hari Pembalasan. Rincian kematian Isa Al-Masih yang berhubungan dengan Al-Zalzalah adalah sebagai Tanda bahwa kematiannya adalah pembayaran yang diperlukan untuk Hari Kedatangan itu.
‘Tusukan’ di sisinya
Injil Yahya mencatat detail yang menarik dalam penyaliban. Dinyatakan:
31 Hari itu adalah hari persiapan, dan esoknya adalah hari Sabat yang khusus. Oleh karena itu, supaya mayat-mayat itu tidak tinggal pada kayu salib di hari Sabat, maka orang-orang Israil meminta kepada Pilatus agar kaki dari orang-orang yang tersalib itu dipatahkan, lalu mayat-mayatnya diturunkan.
32 Maka, datanglah para prajurit. Mereka mematahkan kaki dari orang pertama yang disalibkan bersama-sama dengan Isa, kemudian kaki dari orang yang lainnya.
33 Tetapi, ketika para prajurit itu mendekati Isa dan melihat bahwa Ia sudah meninggal, mereka tidak mematahkan kaki-Nya.
34 Meskipun begitu, salah seorang dari antara mereka menikam lambung Isa dengan tombaknya, dan seketika itu juga mengalirlah darah dan air.
35 Orang yang memberi kesaksian ini adalah orang yang menyaksikannya sendiri, dan kesaksiannya benar. Ia tahu bahwa ia mengatakan kebenaran, dan ia bersaksi supaya kamu percaya.
36 *Semua itu terjadi supaya genaplah apa yang telah tertulis dalam Kitab Suci, “Tidak satu pun dari tulang-Nya akan dipatahkan.”
37 *Ada pula nas lain yang mengatakan, “Mereka akan memandang Dia yang telah mereka tikam.”
Yahya melihat tentara Romawi menikam sisi Isa Al-Masih dengan tombak. Keluarlah darah dan air terpisah, menunjukkan bahwa nabi telah meninggal karena gagal jantung.
Injil mencatat peristiwa terakhir pada hari itu – pemakaman.
57 Menjelang magrib datanglah Yusuf, orang kaya yang berasal dari Arimatea, salah seorang pengikut Isa juga.
58 Ia menghadap Pilatus untuk meminta jenazah Isa. Kemudian, Pilatus memberi perintah kepada orang-orangnya supaya jenazah itu diberikan kepadanya.
59 Setelah Yusuf mengambil jenazah Isa, ia mengafaninya dengan kain yang bersih.
60 Selanjutnya, ia membaringkan jenazah itu dalam makam baru kepunyaannya sendiri yang digali pada bukit batu. Digulingkannya sebuah batu besar ke pintu makam itu, lalu ia pulang.
61 Tetapi, Maryam dari Magdala dan Maryam yang lain tetap tinggal di situ, duduk di depan makam itu.
Setiap hari dalam kalender Yahudi dimulai saat matahari terbenam. Maka hari 6 dari minggu itu dimulai dengan Nabi membagikan jamuan terakhirnya dengan para muridnya. Pada akhir hari ia telah ditangkap, diadili berkali-kali, disalibkan, ditikam dengan tombak, dan dimakamkan. Hari ini sering disebut sebagai ‘Jumat Agung’. Itu menimbulkan pertanyaan: Bagaimana mungkin hari pengkhianatan, penyiksaan dan kematian seorang nabi dapat disebut sebagai ‘baik’? Mengapa Jumat Agung dan bukan ‘Jumat Buruk’?
Ini adalah pertanyaan besar yang kita jawab dengan melanjutkan kisah Injil di hari-hari berikutnya. Tetapi sebuah petunjuk ditemukan dalam garis waktu jika kita perhatikan bahwa Jumat ini terjadi pada hari suci tanggal 14 Nisan, hari Paskah yang sama dengan orang Yahudi mengorbankan seekor domba untuk pembebasan mereka dari kematian di Mesir 1500 tahun sebelumnya.
Hari 6 – Jumat – minggu terakhir dalam kehidupan Isa al Masih dibandingkan dengan peraturan Taurat
Sebagian besar kisah manusia berakhir pada saat kematian mereka, tetapi Injil berlanjut sehingga kita dapat memahami mengapa hari ini dapat dianggap sebagai Jumat Agung. Hari berikutnya adalah hari Sabat – Hari 7.
Tetapi pertama-tama mari kita kembali ke surat Al-Jumu’ah, melanjutkan dari ayat yang kita pelajari.
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jum‘at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Surat 62 al-Jumu’ah : 8-9
Isa Al-Masih, mengambil tantangan dari Ayat 6 & 7 dalam Surat al-Jumu’ah, tidak melarikan diri dari kematian, tetapi memulai dengan doa menghadapi ujian besar ini, membuktikan bahwa ia adalah ‘teman bagi Allah’. Apakah tidak pantas jika mengingat keberaniannya, bahwa umat Islam kemudian diperintahkan untuk menetapkan hari Jumat sebagai hari untuk melaksanakan sholat berjamah utama di masjid? Seolah-olah Allah tidak ingin kita melupakan pelayanan nabi.